Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Kamis, 19 September 2019

Pengertian Santri, Kelompok dan Makna Kata Santri, Religious Person, Students of Islam.

| Kamis, 19 September 2019
Pengertian santri - pustakapengetahuan.com


Bila saat ini kita mengenal istilah santri sebagai seseorang yang belajar ilmu agama di pesantren, namun ternyata oleh beberapa kalangan, kata santri juga sering diartikan dengan berbagai makna filosofis yang diambil dari segi bahasa. Dan diantaranya adalah sebagai berikut yang saya kumpulkan dari berbagai sumber.


Pengertian Santri.

Makna santri secara umum adalah sebutan kepada sekelompok orang yang belajar ilmu agama Islam di pesantren dalam kurun waktu tertentu. Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, "shastri" yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan.

Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren memberikan tunjangan kepada santri tersebut.

Al-Maghfur Lahu KH Hasani Nawawie

Definisi Oleh al-Maghfur Lahu KH Hasani Nawawie, pengasuh Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur.
Definisi Santri yang tidak pernah berubah sepanjang zaman

السنتري

بِشَاهِدِ حَالِهِ هُوَ مَنْ يَعْتَصِمُ بِحَبْلِ اللهِ اْلمَتِيْنِ ،

وَيَتَّبِعُ سنَّةَ الرَّسُوْلِ اْلاَمِيْنِﷺ ،

وَلاَ يَمِيْلُ يُمْنَةً وَلاَيُسْرَةً فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ ،

هَذَا مَعْنَاهُ بِالسِّيْرَةِ وَالْحَقِيْقَةِ لاَ يُبَدَّلُ وَلاَيُغَيَّرُ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا

وَاللهُ اَعْلَمُ بِنَفْسِ اْلاَمْرِ وَحَقِيْقَةِ اْلحَالِ

“Santri, berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan al-Qur’an dan mengikuti sunnah Rasul SAW serta teguh pendirian.”
Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya.”

Nurcholish Madjid 

Nurcholish Madjid juga memiliki pendapat berbeda. Dalam pandangannya asal usul kata “Santri” dapat dilihat dari dua pendapat.

Pendapat yang mengatakan bahwa “Santri” berasal dari kata “sastri”, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut Nurcholish Madjid didasarkan atas kaum santri kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab.
Pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari kata “cantrik” berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap.


Kelompok santri

Santri adalah para siswa yang mendalami ilmu-ilmu agama di pesantren baik dia tinggal di pondok maupun pulang setelah selesai waktu belajar. Zamakhsyari Dhofir membagi menjadi dua kelompok sesuai dengan tradisi pesantren yang diamatinya, yaitu:
  • Santri mukim, yakni para santri yang menetap di pondok, biasanya diberikan tanggung jawab mengurusi kepentingan pondok pesantren. Bertambah lama tinggal di Pondok, statusnya akan bertambah, yang biasanya diberi tugas oleh kyai untuk mengajarkan kitab-kitab dasar kepada santri-santri yang lebih junior.
  • Santri kalong, yakni santri yang selalu pulang setelah selesai belajar atau kalau malam ia berada di pondok dan kalau siang pulang kerumah.


Metode membentuk perilaku santri.
  • Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)
  • Latihan dan Pembiasaan
  • Mengambil Pelajaran (ibrah)
  • Nasehat (mauidah)
  • Kedisiplinan
  • Pujian dan Hukuman (targhib watahzib).


Makna kata santri dalam filosofis yang diambil dari segi bahasa

Kata Santri jika ditulis dalam bahasa arab terdiri dari lima huruf, yaitu (سنتري). Yang mana setiap hurufnya memiliki kepanjangan serta pengertian yang luas.

1. Sin (س) adalah kepanjangan dari سَافِقُ الخَيْرِ yang memiliki arti Pelopor kebaikan
Oleh sebab itu, setiap santri mesti memiliki jiwa pemimpin dalam melaksanakan kebaikan. Ia mesti menjadi pelopor dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

2. Nun (ن) adalah kepanjangan dari نَاسِبُ العُلَمَاءِ yang memiliki arti Penerus Ulama.
Ulama atau di Indonesia lebih dikenal dengan Kiyai/Ajengan tidak bisa muncul begitu saja kecuali ia telah melalui tahapan-tahapan rumit, sebelum kemudian Allah SWT meninggikan derajat keilmuannya ditengah-tengah masyarakat. Tentunya ia harus menjalani masa-masa menuntut ilmu serta penggemblengan dalam pembiasaan beribadah. Oleh sebab itu wajar jika santri dikatakan sebagai penerus ulama.

3. Ta (ت) adalah kepanjangan dari تَارِكُ الْمَعَاصِى yang memiliki arti Orang yang meninggalkan kemaksiatan.Maksiat adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Sedangkan santri adalah orang-orang yang mendalami dan mempelajari agama secara menyeluruh. Oleh sebab itu, keduanya sangat bertolak belakang dari segi makna. Maka wajar jika santri dikatan sebagai orang yang meninggalkan maksiat.

4. Ra(ر) adalah kepanjangan dari رِضَى اللهِ yang memiliki arti Ridho Allah.
Santri adalah orang yang sepatutnya mendapat ridlo Allah SWT (amin). Sebab ia berada dalam jalan pencarian ilmu agama. Yang mana dalam beberapa keterangan, orang yang menuntut ilmu berada dalam ridlo Allah SWT.

5. Ya (ي) adalah kepanjangan dari اَلْيَقِيْنُ yang memiliki arti Keyakinan.
Keyakinan adalah sebuah keharusan bagi santri. Sebab ia berada dalam koridor ilmu yang tidak diragukan lagi keuntungannya. Ia tidak boleh menyerah dalam proses tholabul ilmi. Karena apa yang ia usahakan akan berbuah manis bila disertai keyakinan.


Demikianlah yang dapat kami sajikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun untuk menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima Kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar