Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Senin, 16 September 2019

Jihad, Pengertian dan Dalil Jihad, Jihad Bukan Perang, Jihad Bukan Bom Bunuh Diri.

| Senin, 16 September 2019
Pengertian jihad dan Dalil Jihad - pustakapengetahuan.com


Jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih,

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian telah berjual beli ‘inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.”(HR. Abu Daud)

Penjajahan terhadap muslim di negara seperti Palestina dan Syria, tidak banyak kita ketahui perkembangan dan detilnya. Tapi giliran WTC dan Paris yang di bom, seluruh dunia langsung heboh memberikan simpati, bakar lilin.

Parahnya lagi media televisi dan koran menuduh Islam dan slogan jihad sebagai aktor utamanya. Giliran pelakunya bukan Islam, tidak ada berita yang menyebut orang itu dan agamanya sebagai teroris.


Pengertian Jihad.

Jihad (bahasa Arab: جهاد‎) menurut syariat Islam adalah berjuang dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din (atau bisa diartikan sebagai agama) Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. 

Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi. Namun dalam berjihad, Islam melarang pemaksaan dan kekerasan, termasuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang, seperti wanita, anak-anak, hingga manula.


Pengertian Jihad dalam Islam.

Arti Jihad itu sendiri bukanlah perang, apapun dan di manapun yang dilakukan muslim untuk mendapatkan kekuasaan, ketenaran, harta dan kekayaan.

Jihad adalah abstract noun atau masdar dalam bahasa Arab yang asal katanya jahada جاهد yang berarti ‘berjuang dan berusaha keras’.

Jihad dalam konteks keislaman adalah melawan kecenderungan jahat dalam diri sendiri, seperti malas dan dengki.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

“Jihad yang paling utama adalah berjihad berjuang melawan hawa nafsu.” (ibnu Najjar dari Abu Dzarr).

Jihad artinya berjuang dan berusaha untuk menata masyrakat yang lebih baik dan bermartabat, seperti damai dan saling menghormati.
Jihad maknanya berjuang dan berusaha melawan penindasan dan kedzaliman, seperti pemerkosaan, human trafficking dan korupsi.

Jihad adalah mengakatakan kebenaran dan menegur pemimpin yang dzalim lagi diktator. Rasul bersabda,

أَفْضَلَ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Jihad juga berjuang dan berusaha melindungi diri hanya jika diserang atau ketika terjadi peperangan. (Ahmad)

Jihad berarti berusaha meraih haji mabrur dengan memenuhi segala syarat, rukun dan ketentuan wajib di dalamnya:

أَفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Berbakti pada orang tua dan menuntut ilmu pun termasuk bagian dari jihad. (al-Bukhari)

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِع

“Siapa saja yang keluar rumahnya untuk menuntut ilmu, maka dia fisabilillah hingga pulang.” (at-Tirmizi).


Dalil tentang Jihad.

Setelah kita membaca dalil-dalil di atas, kita tahu jihad tidak hanya bertempur di medan perang, tapi dapat berubah sesuai sikon (situasi dan kondisi), coba simak fiman Allah ﷻ berikut;

فلا تطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبيرا

Janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an sebagai jihad yang besar. (al-Furqon: 52)

al-Quran mengisyaratkan kita agar berjihad dengannya terhadap orang kafir. Ini artinya kita harus menyampaikan pesan Allah pada mereka, bukan membunuh mereka.

Ayat di atas merupakan perintah untuk kita berbangga terhadap ajaran islam. Bagaimana mungkin kita berdakwah mengajak orang, sedangkan kita minder terhadap agama ini?

Artinya, kita tidak boleh ikut-ikutan menolak penggunaan istilah ‘jihad’ hanya karena media menggoreng kata tersebut dalam konteks terorisme dan radikal.

Penghapusan istilah jihad atau menggantinya dengan ungkapan lain seperti; berusaha keras, susah payah, berjibaku, khususnya dalam kontek dan ranah agama dan penerjemahan adalah kesalahan besar.


Pelaksanaan jihad

Pelaksanaan jihad dapat dirumuskan sebagai berikut:
  • Pada konteks diri pribadi, jihad berusaha membersihkan pikiran dari pengaruh-pengaruh ajaran selain Allah dengan perjuangan spiritual di dalam diri, mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
  • Komunitas jihad berusaha agar Din pada masyarakat sekitar maupun keluarga tetap tegak dengan dakwah dan membersihkan mereka dari kemusyrikan.
  • Kedaulatan jihad berusaha menjaga eksistensi kedaulatan dari serangan luar maupun pengkhianatan dari dalam, agar ketertiban dan ketenangan beribadah pada rakyat di daulah tersebut tetap terjaga termasuk di dalamnya pelaksanaan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Jihad ini hanya berlaku pada daulah yang menggunakan Din Islam secara menyeluruh (Kaffah).


Jihad dan perang.


Jihad dan perang - pustakapengetahuan.com


Arti kata Jihad sering disalahpahami oleh yang mereka tidak mengenal prinsip-prinsip Din Islam sebagai 'perang suci' (holy war); istilah untuk perang adalah qital, bukan jihad.

Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang membahayakan eksistensi umat (antara lain berupa serangan-serangan dari luar). Pada dasarnya, kata jihad berarti "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras", namun bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik". Jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus berarti perjuangan fisik.

Jika mengartikan jihad sebagai "perjuangan membela agama", maka lebih tepat bahwa berjihad adalah perjuangan menegakkan syariat Islam. Sehingga berjihad haruslah dilakukan setiap saat selama seorang muslim masih hidup.


Etika perang Nabi Muhammad SAW.

Semasa kepemimpinan Muhammad dan Khulafaur Rasyidin antara lain diriwayatkan bahwa Abu Bakar sebelum mengirim pasukan untuk berperang melawan pasukan Romawi, memberikan pesan pada pasukannya , yang kemudian menjadi etika dasar dalam perang yaitu:
  • Jangan berkhianat.
  • Jangan berlebih-lebihan.
  • Jangan ingkar janji.
  • Jangan mencincang mayat.
  • Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita.
  • Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.
  • Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.


Jihad dan terorisme.


Jihad dan terorisme - pustakapengetahuan.com


Terorisme tidak bisa dikategorikan sebagai Jihad; Jihad dalam bentuk perang harus jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan, seperti halnya perang yang dilakukan Nabi Muhammad yang mewakili Madinah melawan Makkah dan sekutu-sekutunya. Alasan perang tersebut terutama dipicu oleh kezaliman kaum Quraisy yang melanggar hak hidup kaum Muslimin yang berada di Makkah (termasuk perampasan harta kekayaan kaum Muslimin serta pengusiran).

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau !".(QS 4:75)

Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti Sunnah Rasul tidak bisa disebut Jihad. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam bermula dari dakwah tanpa kekerasan!, bukan dalam bentuk terorisme, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah Rasul, kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang bertujuan menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi.

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah<-islam), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk."


Jihad menurut Dr. Zakir Naik.

Menurut Dr. Zakir Naik, jihad itu bukan berarti perang. Jihad itu berasal dari kata jahada yang berarti berusaha dan berjuang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki masyarakat. Jihad berarti berusaha bersungguh-sungguh untuk menjadi menjadi Muslim yang baik. "Makna utama jihad adalah bersungguh-sungguh dan berusaha. Karenanya bukan hanya muslim saja yang berjihad tetapi juga orang diluar Islam juga melajukan jihad jika mereka bersungguh-sungguh dalam suatu bidang," katanya.

Menurut Alqur'an, telah mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik, termasuk pada orang tua. Tetapi, kalau ada yang mengajarkan berbuat tidak baik maka itu adalah jihad fisabil syaiton. Namun, jihad yang dilakukan untuk kebaikan namanya jihad fisabilillah.

"Kata jihad di terjemahkan oleh orientalis sebagai holiwar atau perang. Tetapi, perang suci ini digunakan pertama kali oleh orang Nasrani pada Perang Salib," katanya.

Media internasional mengasosiasikan Islam sebagai fundamentalis. Padahal, mereka tidak tahu makna fundamentalis itu. "Fundamentalis ini berarti memahami dengan baik prinsip dan ilmu. Fundamentalis itu orang yang berpegang teguh pada paham ajarannya kitab sucinya, apa pun agamanya.


Jihad dengan bom bunuh diri.


Jihad dan bom bunuh diri - pustakapengetahuan.com


Terkait ayat di atas, ada sebuah kisah:

Suatu hari ada seorang laki-laki menghadap seorang ulama. Ia sedang kesal terhadap orang-orang yang berada dalam dalam diskotik, “Syaikh, menurut saya orang-orang itu berada dalam maksiat, mereka masuk ke tempat yang banyak khamar, miras dan melakukan khalwat, campur baur antara pria-wanita secara bebas. Saya rasa mereka harus diberi hukuman.”

Ulama itu berkata, “Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”

“Saya akan jihad, meledakkan bom bunuh di tempat mereka, dengan begini permasalahan terhadap sampah masyarakat akan selesai.”

“Baik, ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Jika kamu melakukan bom bunuh diri di hadapan mereka, lalu mereka mati suul khatimah. Di mana tempat mereka kelak?”

“Tentu saja mereka akan jadi penghuni neraka.”

“Berarti tujuan kamu dan iblis tidak ada bedanya. Menjerumuskan manusia yang bermaksiat ke dalam neraka. Padahal iblis itu musuh kamu.”


إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا إنما يدعو حزبه ليكونوا من أصحاب السعير

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (al-Fatir: 6)

Seorang muslim seharusnya berdakwah kepada orang-orang yang berada dalam kemaksiatan dengan akhlak yang baik sehingga mereka bisa keluar dari kemaksiatan tersebut, bukannya malah menyegerakan mereka untuk masuk ke dalam neraka.

Karenanya, tidak ada satupun Risalah yang diutus untuk berbuat demikian, Allah memerintahkan agar kita mengeluarkan orang yang berbuat salah dari kegelapan menuju cahaya.

Ingat, Nabi Muhammad pernah dilempari batu hingga luka dan berdarah, kemudian malaikat Jibril meminta izin agar para penduduk kafir Thaif itu ditimpa dengan gunung, lalu Rasul melarangnya sambil berfikir positif bahwa suatu saat keturunan mereka akan beriman.

Inilah mengapa jihad tebesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Kita berdakwah dengan kitabullah, kemudian kita marah karena ditolak, jangan-jangan marah kita adalah nafsu, bukan fisabilillah.

Inilah makna jihad dalam Islam yang harus selalu kita pegang teguh dan tidak boleh dilupakan, menyampaikan nilai-nilai al-Quran tentunya dengan kasih dan sayang, karena al-Quran sendiri adalah rahmat.

Jangan sampai karena kurang mengerti agama sendiri, kita salah menyikapi paham golongan dan agama lain. Lebih-lebih saudara muslim kita yang lain terfitnah dan kita menjadi fitnah bagi nonmuslim. Naudzubillah.

Demikianlah yang dapat kami sajikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun untuk menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima Kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar