Pustaka Pengetahuan

Pustaka Pengetahuan

Sabtu, 09 Desember 2023

Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae)

Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae)

algae

Sahabat pustaka pengetahuan, seperti yang sudah dijelaskan tentang Protista. Dimana Protista merupakan makhluk hidup yang tidak bisa dimasukkan ke golongan tumbuhan maupun hewan. Dan Protista diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri, yaitu kingdom Protista. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), protista adalah golongan makhluk (di samping dunia tumbuh-tumbuhan dan dunia hewan), terdiri atas organisme yang mempunyai susunan biologi sederhana, meliputi protozoa, ganggang, jamur, dan bakteri. 

Protista ada yang bersifat aerobic dengan menggunakan mitokondria untuk respirasi dan ada juga protista yang dapat berlaku sebagai produsen, yakni dapat melakukan fotosintesis atau membuat makanan sendiri. Untuk selangkapnya silahkan klik Ciri - Ciri Dan Klasifikasi Protista  

Ada berbagai jenis Protista, salah satu di antaranya mirip dengan hewan yaitu Protista Menyerupai Hewan (Protozoa) tumbuhan dan ada juga Protista yang menyerupai tumbuhan yang disebut dengan algae. Dimana Protista yang termasuk dalam golongan mirip tumbuhan ini bersifat autotrof dan memiliki klorofil. Oleh karena itu, pembahasan pada artikel kali ini yakni tentang Algae. Algae ada terdapat berbagai jenis dengan berdasarkan pigmen dan warnanya. 

Pengertian Algae (Alga)

Apabila di sekitar kita terdapat  kolam,  coba  amati  airnya. Jika berwarna hijau, kemungkinan besar air kolam tersebut banyak mengandung ganggang atau algae. Dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut algae (tunggal = alga). Struktur sel ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas. Karakter tersebut dimiliki pula oleh tumbuhan tingkat tinggi, sehingga dikatakan bahwa ganggang merupakan Protista yang menyerupai tumbuhan. 

Algae atau ganggang merupakan protista fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Meskipun kelompok ini memiliki klorofil dan mampu untuk berfotosintesis seperti tumbuhan pada umumnya, tetapi alga atau ganggang tidak memiliki bentuk tubuh yang sama seperti tumbuhan. 

Ciri - Ciri Algae

Ganggang merupakan organisme yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Bentuk tubuhnya berupa sel tunggal, filamen, lembaran, dan ada juga yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Ganggang hidup secara soliter (sendiri) maupun berkoloni. Struktur tubuh gang- gang sangat sederhana, tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur tubuh yang masih berupa  talus  menyebabkan  ganggang  dikelompokkan  juga  dalam Filum Thallophyta.  

Ganggang  dapat  bereproduksi  secara  vegetatif  (aseksual)  dan secara  generatif  (seksual).  Secara  vegetatif,  reproduksi  ganggang dilakukan dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, atau pemben- tukan zoospora. Secara generatif dengan cara konjugasi dan peleburan antara sel kelamin jantan dan betina.  

Secara umum, protista mirip tumbuhan memiliki ciri-ciri tertentu, di antaranya:

  • Merupakan makhluk hidup tipe eukariotik, yaitu organisme yang memiliki membran inti atau nukleus.
  • Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof.
  • Bentuk tubuhnya tidak bisa dibedakan antara batang, akar, dan daun.
  • Melakukan reproduksi secara aseksual (pembelahan, pembentukan spora, fragmentasi) ataupun seksual (oogami dan isogami).

Oleh karena itu, selain karakteristik umum di atas, setiap jenis protista mirip tumbuhan juga memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan protista yang satu dengan lainnya. 

Jenis Filum Algae

Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dominan pada tubuhnya, ganggang dapat dibedakan menjadi 6 Filum, yaitu Filum Pyrhophyta (ganggang  api),  Filum  Euglenophyta,  Filum  Phaeophyta  (gangang coklat), Filum Chrysophyta (ganggang keemasan), Filum Rhodophyta (ganggang merah), dan Filum Chlorophyta (ganggang hijau). 

Untuk mengetahui ciri masing-masing Filum, simaklah penjelasannya beri- kut. 

a. Filum Pyrrophyta (Ganggang Api) 

ganggang api

Filum ini sering disebut Dinoflagellata karena memiliki flagella yang berjumlah 2 buah. 

Ciri - Ciri Pyrrophyta 

Hampir semua ganggang api bersifat uniseluler, dan mempunyai pigmen berupa klorofil a dan c. Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki fosfor yang mampu memendarkan cahaya pada kondisi yang gelap. Ganggang ini sebagian besar hidup di air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa contoh anggota Filum ini antara lain Noctiluca, Ceratium dan Gonyaulax. 

b. Filum Euglenophyta 

Euglenophyta

Filum Euglenophyta merupakan ganggang yang memperlihatkan ciri-ciri hewan dan tumbuhan. 

Ciri - Ciri Euglenophyta

Filum ini memiliki pigmen berupa klorofil a dan b serta mampu bergerak bebas dan memiliki bintik mata. Contoh anggota Filum Euglenophyta yang paling dikenal adalah Euglena. Euglena merupakan organisme yang sering ditemukan pada air yang keruh dan memiliki alat gerak berupa flagella yang terletak pada bagian ujung anterior. Euglena memiliki bintik mata yang berfungsi untuk melindungi detektor cahaya yang berada pada dekat dasar fla- gella. Dengan detektor tersebut, Euglena dapat bergerak menuju arah cahaya yang intensitasnya sesuai. Struktur tubuh Euglena tidak memiliki dinding sel, tubuhnya diselimuti  oleh  pelikel,  memiliki  vakuola  kontraktil  dan  vakuola makanan.  

c. Filum Phaeophyta (Ganggang Coklat) 

sargassum sp

Ciri - Ciri Phaeophyta

Anggota  Filum  Phaeophyta  memiliki  talus  yang  selalu  bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis. Talusnya memiliki alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum  Phaeophyta  seperti  Sargassum,  Macrocystis,  dan  Nereocystis memiliki  gelembung  udara  yang  berfungsi  untuk  menyimpan  gas nitrogen dan untuk mengapung. 

Ganggang coklat mengandung pigmen santofil, klorofil a dan c. Pigmen santofil jumlahnya melebihi pigmen yang lain, sehingga me- nyebabkan warna talusnya coklat. Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk laminarin. Ganggang ini banyak ditemukan di laut dan sering terdampar di pantai. 

Sebagian besar anggota Filum Phaeophyta menunjukkan adanya pergantian keturunan antara generasi sporofit dan gametofit yang ma- sing-masing hidup bebas. Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi dan membentuk zoospora. Sedangkan reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara ovum dan spermatozoid yang masing-masing dihasilkan pada konseptakel betina dan konsep- taklel jantan. Zigot selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit. 

d. Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan) 

chrysophyta

Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang pirang. Istilah Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti ‘keemasan’. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan santofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofil a dan c. 

Ciri - Ciri Chrysophyta 

Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula yang membentuk koloni. Sel-sel alga ini mempunyai dua flagella sehingga disebut sebagai biflagellata. Kedua flagellanya ter- paut di dekat salah satu ujung sel. Sebagian besar anggota Filum ini hidup sebagai plankton air tawar dan air laut. Dynobryon merupakan alga pirang yang membentuk koloni di air tawar.  

Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300 jenis, dan 5.000 di antaranya adalah diatom. Diatom mempunyai dinding sel atau cang- kang yang terdiri atas dua bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Cangkang tersebut tersusun dari silika dengan ber- bagai bentuk ornamentasi.  

Berdasarkan bentuknya, diatom dibedakan menjadi bentuk centris (simetri radial) dan pennate (simetri bilateral). Sebagian besar diatom ber- tindak sebagai fitoplankton pada ekosistem air laut dan air tawar, sehingga merupakan dasar bagi penyedia energi dalam jaring-jaring makanan. Diatom dapat ditemukan di beberapa tempat, antara lain di air laut, air tawar, tanah yang lembab, dan pada batu karang. Cangkang diatom yang telah mati tidak mudah terdegradasi karena mengandung silika, akibatnya akan terdeposisi dan membentuk tanah diatom.   

Reproduksi diatom dilakukan dengan cara membelah diri. Mula-mula antara epiteka dan hipoteka keduanya saling memisah. Masing- masing akan berlaku sebagai epiteka, kemudian dibentuk pasangan tangkupannya. Lama-kelamaan, ukuran sel menjadi kecil. Pada tingkat ukuran sel yang kritis dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pembelahan sel, maka protoplasma akan keluar dari dinding sel dan terbentuklah auxospora. Auxospora akan mengalami pertumbuhan untuk memperbaiki ukuran sel menjadi seperti semula. Reproduksi selanjutnya dilakukan secara generatif.   

e. Filum Rhodophyta (Ganggang Merah) 

ganggang merah

Istilah Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti ‘merah’. Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum ini mempunyai pig- men fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus ganggang ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua ganggang ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedang- kan pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan. 

Sebagian besar ganggang merah adalah multiseluler. Bentuk talus- nya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Tubuhnya ditutupi kalsium karbonat (CaCO3). Dinding sel ganggang merah terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir. Adapun cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung floridean. 

Ganggang merah dapat bereproduksi secara vegetatif dan secara generatif. Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedang- kan gamet betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh menjadi ganggang merah yag diploid. Ada- pun reproduksi secara aseksual (vegetatif) terjadi dengan membentuk spora. Spora yang terbentuk berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya spora akan tumbuh menjadi ganggang baru. 

Contoh  anggota  Rhodophyta  antara  lain  Eucheuma  spinosum yang digunakan sebagai bahan agar - agar, Gracilaria, Gellidium, dan Gigartina mamilosa.  

f. Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)

Chlorophyta

Ciri - Ciri Chlorophyta

Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang berwarna hijau. Warna hijau ini ada karena karena pigmen yang dominan adalah klorofil a dan b, di samping jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan santofil. Bentuk kloroplas pada ganggang hijau bermacam-macam, ada yang seperti mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas), berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan berbentuk seperti bintang. Selain mempunyai kloroplas, alga hijau juga mempunyai pirenoid dan stigma. Pirenoid merupakan tempat penyimpanan hasil fotosintesis berupa amilum, sedangkn stigma berguna untuk menuntun ganggang ke arah cahaya sehingga fotosintesis dapat terjadi.  

Filum ini meliputi ganggang yang uniseluler dan multiseluler. Bentuk talus ganggang hijau berupa filamen, lembaran, dan seperti karangan. Ganggang hijau banyak ditemukan pada air tawar, air laut, maupun pada tempat-tempat yang lembab. Biasanya ganggang hi- jau ditemukan pada permukaan badan air yang intensitas cahayanya tinggi.  

Ganggang hijau bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah, memiliki 4 bulu, vakuola kontraktil, dan kebanyakan memiliki 1 bintik mata merah. Secara generatif (seksual), reproduksi ganggang hijau berlang- sung dengan konjugasi, menghasilkan zigospora yang tidak memiliki alat gerak. 

Jenis Ganggang Hijau

Beberapa contoh ganggang hijau antara lain, Spirogyra, Volvox globator, Chlamydomonas, Ulva, dan Chlorella. Berikut ini akan kita bahas mengenai Spirogyra, Ulva, dan Chlorella (Gambar 4.16). 

a). Spirogyra 

chlorophyta

Spirogyra  merupakan  ganggang  hijau  yang  hidup  di  air tawar. Ganggang ini mudah dikenal karena kloroplasnya besar, menyerupai pita yang melingkar-lingkar seperti spiral dalam sel. Spirogyra bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi dan secara seksual dengan konjugasi. Terjadinya konjugasi dapat dijelaskan sebagai berikut. 

Spirogyra yang berbeda jenis saling berdekatan. Kemudian, pada dinding sel yang berdekatan muncul tonjolan yang saling mendekati, hingga bersatu membentuk pembuluh. Protoplasma dari  Spirogyra  yang  satu  (berjenis  +)  pindah  ke  Spirogyra satunya (jenis -). Dengan demikian, terjadilah persatuan plasma (peristiwanya   disebut   plasmogami),   yang   diikuti   persatuan inti (disebut kariogami). Hasil persatuan ini berupa zigospora yang bersifat diploid. Zigospora akan mengalami meiosis dan terbentuklah 4 sel baru yang diploid. Dari keempat sel ini, biasanya satu sel di antaranya tumbuh menjadi benang Spirogyra. 

b). Ulva

ganggang hijau

Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel. Bentuk talus Ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok. Ulva dapat hidup di air payau, air asin, atau menempel pada kayu-kayu dan batu-batu sepanjang pantai. Ulva bereproduksi secara aseksual dengan zoospora berflagella dan akan membentuk Ulva yang haploid. Reproduksi secara seksual ditandai dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi Ulva yang diploid. 

c). Chlorella 

ganggang


Chlorella merupakan ganggang hijau yang berbentuk uniselular, dengan  bentuk  talus  bulat  dan  memiliki  kloroplas  berbentuk mangkuk. Chlorella dapat hidup di air tawar, air laut, dan di tempat tempat  yang  basah.  Ganggang  jenis  ini  merupakan penghasil karbohidrat, protein, dan lemak. Jadi, Chlorella dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan. 


Demikianlah artikel yang berjudul Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae). Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Pustaka Pengetahuan mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook

Kamis, 07 Desember 2023

Protista Menyerupai Hewan (Protozoa)

Protista Menyerupai Hewan (Protozoa)

Sahabat Pustaka Pengetahuan tentu masih ingat tentang Protista. Protista merupakan mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, ataupun jamur. Walaupun protista tidak dapat dikategorikan ke dalam kelompok hewan, tumbuhan, atau jamur, tetapi protista memiliki ciri yang mirip dengan ketiga kelompok tersebut.

protista mirip hewan

Oleh sebab itu, pada pengklasifikasian protista yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur. Namun kali ini, Pustaka Pengetahuan hanya akan membahas tentang protista mirip hewan atau disebut dengan protozoa. Silahkan simak ulasan dibawah ini dengan baik.

Pengertian Protozoa

Arti kata Protozoa berasal dari bahasa Yunani, proto yang berarti ‘pertama’, dan zoa yang berarti ‘hewan’. Jadi, Protozoa disebut juga sebagai hewan pertama. Protozoa merupakan Protista yang menyerupai hewan karena memiliki sifat heterotrof, mampu bergerak dan menelan makanan. Protozoa memiliki ukuran mikroskopis, yaitu berkisar antara 10 nm-200 nm (1 nm = 10-9m). Protozoa merupakan organisme unise- luler dengan bentuk yang bervariasi, ada yang bentuknya tetap dan ada pula yang berubah-ubah. Protozoa mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagella), atau rambut getar (cilia). 

Ciri - Ciri Protozoa

Ada beberapa ciri - ciri dari Protozoa yang dapat dijelaskan. Protozoa yang hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri dan bersimbiosis dengan organisme lain. Kebanyakan Protozoa hidup di dalam tubuh makhluk hidup atau di dalam air (air tawar maupun air laut). Protozoa dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan biner, maupun secara generatif (seksual), dengan cara konjugasi.  

Berikut ini merupakan ciri - ciri dari Protista yang menyerupai hewan (Protozoa), yakni :

1. Organisme Sel Satu dan Eukariotik

Protozoa merupakan organisme bersel satu dan punya inti sel (eukariotik) yang dilindungi oleh membran inti, sehingga substansi kromosomnya terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti (caryotheca).

2. Organisme Heterotrof

Protozoa merupakan organisme heterotrof karena tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup, sehingga perlu memanfaatkan organisme lain sebagai sumber nutrisi. Oleh sebab itu, beberapa jenis protozoa bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.

3. Bentuk Tubuh Berbeda dalam Siklus Hidupnya

Protozoa mempunyai bentuk tubuh yang berbeda-beda pada tiap fase dalam siklus hidupnya. Ada beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit, dan fase dorman dalam bentuk Cysta. Lalu tropozoit akan aktif mencari makan dan bereproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Adapula yang membentuk Cysta, saat kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan. 

4. Cara Berkembang Biak

Pada umumnya, protozoa berkembang biak dengan cara membelah diri. Akan tetapi, ada juga yang secara konjugasi.

5. Alat Gerak

Protozoa mempunyai beberapa jenis alat gerak, di antaranya kaki semu (pseupodia), bulu getar (silia), dan bulu cambuk (flagelum).

6. Cara Hidup

Protozoa hidup dengan mendapatkan nutrisi dengan cara holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), hingga saprofit (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya). Ada juga protozoa yang mempunyai dua jenis cara hidup, ada yang hidup dengan cara berkelompok, ada juga yang hidup sendiri.

Kelompok Jenis Protozoa (Filum Protozoa)

Protozoa berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu Rhizopoda (Filum Sarcodina), Ciliata (Filum Ciliophora/ Infusoria), Flagellata (Filum Mastigophora), dan Sporozoa (Filum Api-complexa). 

Berikut ini merupakan uraian dari kelompok Protozoa beserta dengan ciri - cirinya, antara lain :

1. Rhizopoda (Filum Sarcodina)

filum sarcodina

Istilah  rhizopoda  berasal  dari  bahasa  Yunani,  rhizo  yang  berarti ‘akar’ dan podos yang berarti ‘kaki’. Jadi, rhizopoda berarti kaki yang  menyerupai  akar. 

Ciri - Ciri Rhizopoda

Anggota  Filum  ini  bergerak  menggunakan pseudopodia (kaki semu). Disebut pseudopodia atau kaki semu kare- na terbentuk sebagai hasil penjuluran sitoplasma sel, yang seolah-olah berfungsi sebagai kaki. Selain untuk bergerak, kaki semu juga berfungsi untuk mencari makanan. 

Salah satu contoh Filum Sarcodina adalah Amoeba. Ketika bergerak Amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan ujungnya kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia. Gerak semacam ini disebut gerak  amoeboid. Dengan adanya kaki semu ini, berarti bentuk sel rhizopoda berubah-ubah baik saat diam maupun saat bergerak. 

Amoeba mempunyai sitoplasma yang terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma yaitu plasma sel bagian luar yang berbatasan dengan membran, sementara endoplasma merupakan plasma sel di sebelah dalam ektoplasma. Aliran ektoplasma dan endoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Selain sitoplasma, ektoplasma, dan endoplasma, di dalam sel amoeba juga terdapat vakuola kontraktil, vakuola makanan, inti sel, dan sentriol. 

Vakuola makanan merupakan rongga yang digunakan untuk mencerna makanan. Sedangkan vakuola kontraktil berfungsi sebagai rongga untuk membuang sisa hasil metabolisme dan untuk mengatur tekanan osmosis tubuh. Inti sel merupakan tempat terdapatnya DNA dan materi genetik, sedangkan sentriol berfungsi untuk mengontrol gerakan sel dalam penjuluran pseudopodia dan dalam orientasi pembelahan sel.  

Rhizopoda bereproduksi secara vegetatif atau aseksual dengan pembelahan biner. Selain itu, rhizopoda mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dengan membentuk kista. Rhizopoda dapat hidup pada tempat yang lembab, air laut, maupun parasit pada tubuh manusia. 

Jenis Rhizopoda

Berikut ini beberapa contoh anggota Rhizopoda dan habitatnya masing-masing. 

  • Rhizopoda  yang  hidup  di  tempat  lembab,  contohnya  adalah Amoeba proteus. 
  • Rhizopoda yang hidup di laut, contohnya Foraminifera dan Radio laria. Foraminifera mempunyai kerangka luar yang berongga dan terbuat dari kalsium karbonat. Sedangkan Radiolaria memiliki kerangka dalam yang terbuat dari silika.  
  • Rhizopoda yang hidup di air tawar, contohnya antara lain Arcella yang mempunyai rangka dari zat kitin, Difl ugia, dan Heliozoa. 
  • Rhizopoda yang hidup parasit dalam tubuh manusia contohnya Entamoeba ginggivalis, Entamoeba hystolitica, dan Entamoeba coli.  

2. Ciliata (Filum Ciliophora)

filum ciliophora

Istilah ciliata berasal dari bahasa Latin cilia yang berarti ‘rambut kecil’. 

Ciri - Ciri Ciliata

Salah satu ciri khas ciliata adalah mempunyai silia sebagai alat gerak dan untuk mencari makan. Ciliata merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap atau tidak berubah. Beberapa anggota ciliata seluruh tubuhnya ditutupi oleh barisan silia, sedangkan lainnya memiliki silia yang berkelompok. Susunan silia yang spesifik tersebut menunjukkan tingkat adapatasi terhadap lingkungannya. 

Ciri lain dari ciliata adalah adanya 2 inti sel, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus merupakan inti sel berukuran besar ber- fungsi dalam reproduksi aseksual (vegetatif), sedangkan mikronukleus merupakan  inti  sel  berukuran  kecil  diperlukan  untuk  bereproduksi secara seksual dengan cara konjugasi. Selain bereproduksi secara seksual, Ciliata juga bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri. 

Ciliata pada  umumnya hidup di tempat-tempat berair. Mereka mengambil makanan dengan menyapu aliran air yang berisi partikel makanan ke dalam organel yang menyerupai mulut dan kerongkongan. Barisan silia yang berada di sepanjang celah mulut yang berbentuk corong, berfungsi untuk menggerakkan makanan ke mulut sel. Selanjutnya, makanan ditelan melalui proses fagositosis. Bahan yang tidak tercerna dalam vakuola makanan akan dikeluarkan melalui pori yang berfungsi sebagai lubang anus. Proses ini disebut sebagai eksositosis. Salah satu contoh anggota Ciliata yang terkenal adalah Paramaecium. Paramaecium merupakan  anggota Ciliata yang hidup bebas, bentuk tubuhnya seperti sandal dan tubuhnya diselubungi oleh pelikel. 

Jenis Ciliata 

Contoh anggota Ciliata yang lain adalah:  

a. Stentor, mempunyai bentuk tubuh seperti terompet. 

b. Didinium, merupakan predator Paramaecium. 

c. Vorticella, mempunyai bentuk tubuh seperti lonceng. 

d. Stylonichia,  mempunyai  bentuk  tubuh  oval  dengan  silia  yang berkelompok disebut ciri.


3. Flagellata (Filum Mastigophora) 

filum mastigophora

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti ‘bulu cambuk’. Ciri khas Filum ini adalah memiliki alat gerak berupa bulu cambuk yang disebut flagella. Flagella juga berfungsi sebagai alat peraba dan alat penangkap makanan.  

Flagellata pada umumnya mempunyai bentuk tubuh oval, pan- jang, dan bulat. Habitat Flagellata sebagian besar adalah air tawar, air laut, tanah yang basah, atau dalam tubuh makhluk hidup sebagai para- sit. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Beberapa jenis Flagellata khususnya genus Trypanosoma, merupakan penyebab penyakit pada manusia dan hewan, contohnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma evansi, Trychomonas vaginalis, Trypanosoma cruzi, Trypanosoma brucei, dan Leismenia dono- vani.   

4. Sporozoa (Filum Apicompleksa) 

Sporozoa

Istilah Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spora yang berarti ‘benih’ dan zoa yang berarti ‘hewan’. Sporozoa merupakan salah satu kelompok Protozoa yang membentuk spora dalam salah satu tahapan silkus hidupnya. Semua anggota Sporozoa hidup sebagai parasit dalam tubuh organisme lain dan tidak memiliki alat gerak. Pergerakannya dilakukan dengan mengubah posisi tubuhnya. Anggota  sporozoa  yang  paling  dikenal  adalah  Plasmodium. Plasmodium merupakan penyebab penyakit malaria dan menyerang sel darah merah. Penyakit malaria ditularkan dari manusia satu ke manusia lain melalui gigitan nyamuk Anopheles.

sporozoa

Siklus hidup Plasmodium  ditemukan  oleh  Ronald  Ross  dan Grassi. Reproduksi secara aseksual terjadi di dalam tubuh manusia secara skizogoni (pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dan pada tubuh nyamuk Anopheles betina secara sporogoni (pembentukan spora pada inang sementara). Sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan gamet.  

Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, maka air liur nyamuk tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam air liur tersebut terkandung zat anti pembekuan darah dan sel-sel Plasmodium yang disebut sporozoit. Sporozoit selanjutnya akan ikut dalam aliran darah menuju ke sel hati. Dalam sel hati, sporozoit melakukan pembelahan berkali- kali membentuk merozoit. Merozoit selanjutnya akan menginfeksi sel darah merah hingga rusak dan pecah. Merozoit-merozoit tersebut sebagian akan menginfeksi sel darah merah lainnya, dan sebagian lagi akan membentuk gametosit.  

Ketika  berada  dalam  dinding  usus  nyamuk  Anopheles  betina, gametosit  akan  menghasilkan  gamet  jantan  (makrogametosit) dan gametosit betina (mikrogametosit). Jadi, gametosit akan masuk kembali ke  dalam  tubuh  nyamuk  ketika  nyamuk  tersebut  menghisap darah manusia yang telah terinfeksi. Setelah terjadi pembuahan, maka terbentuklah zigot yang selanjutnya tumbuh menjadi oosit, dan oosit akan tumbuh membentuk sporozoit kembali.  

Jenis Plasmodium

Plasmodium yang dikenal ada empat macam, yaitu: 

a. Plasmodium  falciparum  merupakan  penyebab  malaria  tropika. 

    Plamodium ini mempunyai masa sporulasi (masa pembentukan spora) sekitar 1 hari (1 x 24 jam). 

b. Plasmodium vivax merupakan penyebab penyakit malaria tertiana. 

    Masa sporulasinya setiap 2 x 24 jam. 

c. Plasmodium  malariae  merupakan  penyebab  penyakit  malaria quartana. 

    Masa sporulasinya setiap 3 x 24 jam. 

d. Plasmodium ovale merupakan penyebab penyakit limpa. 

    Masa sporulasinya setiap 48 jam.   


Demikianlah artikel yang berjudul Protista Menyerupai Hewan (Protozoa). Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Pustaka Pengetahuan mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook

Rabu, 06 Desember 2023

Ciri - Ciri Dan Klasifikasi Protista

Ciri - Ciri Dan Klasifikasi Protista

pengertian protista

Halo sahabat Pustaka Pengetahuan, pada artikel kali ini diharapkan mampu untuk mengetahui dan mendeskripsikan ciri - ciri umum Protista, membedakan Protista mirip jamur, mirip tumbuhan, dan mirip hewan, serta memberikan contoh peranan Protista yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu simaklah penjelasannya pada ulasan berikut ini. 

Pengertian Protista

Arti Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungi. Protista bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti dan dinding sel atau tidak. Protista memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, meski ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Biasanya, Protista digunakan untuk bahan penelitian, baik ketika mereka berkumpul di dalam koloni maupun sedang sendiri-sendiri.

Ciri - Ciri Umum Protista 

Perlu kita menyadari bahwa air yang sering digunakan untuk minum, mandi dan mencuci pakaian ternyata mengandung banyak mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut ukurannya sangat kecil (disebut juga jasad renik) yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme merupakan salah satu dari sekian ribu makhluk hidup yang termasuk dalam Kingdom Protista.

Adapun ciri - ciri umum pada kingdom Protista, adalah sebagai berikut :

  • Uniseluler atau multiseluler.
  • Inti sel bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti.
  • Memiliki dinding sel atau tidak.
  • Cara hidup secara fotoautotrof atau heterotrof.
  • Bersifat aerob atau anaerob.
  • Hidup bebas atau bersimbiosis.
  • Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan pembelahan biner.

Protista merupakan organisme eukariotik yang paling sederhana. Protista telah ada sebelum munculnya tumbuhan, hewan, dan jamur. Sebagian besar jenis Protista bersifat uniseluler, akan tetapi ada juga yang hidup secara berkelompok dan bersifat multiseluler. Sebagian besar Protista bersifat aerob, yakni memerlukan oksigen untuk  kelangsungan hidupnya. Oksigen  digunakan  dalam  proses respirasi yang bertempat pada mitokondria. Namun, beberapa jenis Protista bersifat  anaerob, yakni tidak  memerlukan oksigen dalam hidupnya. Protista anaerob  melakukan respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat aerob. Beberapa Protista bersifat heterotrof, memperoleh makanan dengan cara mengabsorbsi molekul-molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof karena mempunyai kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari. 

Protista dapat ditemukan pada setiap tempat yang mengandung air, tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat lain yang cukup lembab. Protista yang hidup di laut sebagian besar bertindak sebagai fitoplankton yang merupakan kontributor utama dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan. 

Protista dapat hidup secara bebas atau bersimbiosis secara mutualisme, parasitisme, dan komensalisme. Protista parasit bersifat patogen pada hewan dan manusia. Beberapa jenis Protista mempunyai alat gerak sehingga bersifat motil. Adapun reproduksi dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Sedangkan pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai, Protista membentuk sel resisten yang disebut kista. 

Klasifikasi Protista 

Anggota Protista sangat beragam, sehingga untuk mempermudah dalam mempelajarinya, maka para ahli taksonomi membagi Protista dalam tiga kategori yaitu: 

  • Protista yang menyerupai hewan (Protozoa) 
  • Protista yang menyerupai tumbuhan (Protophyta) 
  • Protista yang menyerupai jamur

Berikut ini adalah ulasan klasifikasi Protista, adalah sebagai berikut ini. 

1. Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)

protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, proto yang berarti ‘pertama’, dan zoa yang berarti ‘hewan’. Jadi, Protozoa disebut juga sebagai hewan pertama. Protozoa merupakan Protista yang menyerupai hewan karena memiliki sifat heterotrof, mampu bergerak dan menelan makanan. Protozoa memiliki ukuran mikroskopis, yaitu berkisar antara 10 nm-200 nm (1 nm = 10-9m). Protozoa merupakan organisme unise- luler dengan bentuk yang bervariasi, ada yang bentuknya tetap dan ada pula yang berubah-ubah. Protozoa mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagella), atau rambut getar (cilia). 

Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri dan ber- simbiosis dengan organisme lain. Kebanyakan Protozoa hidup di dalam tubuh makhluk hidup atau di dalam air (air tawar maupun air laut). Protozoa dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan biner, maupun secara generatif (seksual), dengan cara konjugasi. Untuk ulasan lengkapnya silahkan klik Protista Menyerupai Hewan (Protozoa)

Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu 

  1. Rhizopoda (Filum Sarcodina), 
  2. Ciliata (Filum Ciliophora/ Infusoria), 
  3. Flagellata (Filum Mastigophora),  
  4. Sporozoa (Filum Api- complexa).

2. Protista yang Menyerupai Tumbuhan (Algae) 

protista mirip tumbuhan

Apabila di sekitar  kalian  terdapat  kolam,  coba  amati  airnya. Jika berwarna hijau, kemungkinan besar air kolam tersebut banyak mengandung ganggang atau algae. Dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut algae (tunggal = alga). Untuk selengkapnya silahkan klik Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae)

Ciri - Ciri Algae (Ganggang)

  • Struktur sel ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas. 
  • Karakter tersebut dimiliki pula oleh tumbuhan tingkat tinggi, sehingga dikatakan bahwa ganggang merupakan Protista yang menyerupai tumbuhan. 
  • Ganggang merupakan organisme yang bersifat uniseluler atau multiseluler. 
  • Bentuk tubuhnya berupa sel tunggal, filamen, lembaran, dan ada juga yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. 
  • Ganggang hidup secara soliter (sendiri) maupun berkoloni. 
  • Struktur tubuh ganggang sangat sederhana, tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur tubuh yang masih berupa  talus  menyebabkan  ganggang  dikelompokkan  juga  dalam Filum Thallophyta.  
  • Ganggang  dapat  bereproduksi  secara  vegetatif  (aseksual)  dan secara  generatif  (seksual).  Secara vegetatif, reproduksi ganggang dilakukan dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, atau pemben- tukan zoospora. Secara generatif dengan cara konjugasi dan peleburan antara sel kelamin jantan dan betina.  

Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dominan pada tubuhnya, ganggang dapat dibedakan menjadi 6 Filum, yaitu 

  • Filum Pyrhophyta (ganggang  api)
  • Filum  Euglenophyta
  • Filum  Phaeophyta  (gangang coklat)
  • Filum Chrysophyta (ganggang keemasan)
  • Filum Rhodophyta (ganggang merah)
  • Filum Chlorophyta (ganggang hijau)

3. Protista yang Menyerupai Jamur

klasifikasi protista

Adapun anggota Protista yang menyerupai jamur meliputi jamur air dan jamur lendir. Walaupun tampaknya sama dengan jamur sejati, namun dalam organisasi seluler, cara reproduksinya, dan siklus hidupnya, kedua jamur ini berbeda dengan jamur (Fungi) sejati. Protista yang menyerupai jamur dibedakan menjadi jamur air (Oomycotina) dan jamur lendir (Myxomycotina). Mari kita pelajari satu persatu ciri-ciri jamur air dan jamur lendir tersebut. Untuk selanjutnya silahkan klik Protista Menyerupai Jamur

a. Jamur Air (Oomycotina) 

Oomycotina

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada  jamur  air.  

Ciri - ciri jamur air (Oomycotina)

  • Beberapa  anggota  Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. 
  • Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. 
  • Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella.
  • Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. 
  • Jamur air hidup sebagai pengurai dan berkoloni. 
  • Jamur air juga ada yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans. 
  • Jamur air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.  
  • Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru. 

b. Jamur Lendir (Myxomycotina).

myxomycotina

Ciri - Ciri jamur lendir (Myxomycotina)

  • Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun ada sebagian yang berwarna terang. 
  • Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara bebas. 
  • Tahapan memperoleh makan dalam siklus  hidup  jamur  lendir  merupakan  suatu  massa  ameboid  yang disebut plasmodium. 
  • Jika habitat jamur lendir mulai mengering atau tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual. 

Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium. 


Demikianlah artikel yang berjudul Ciri - Ciri Dan Klasifikasi Protista. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Pustaka Pengetahuan mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook.com

Sumber Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Sumber Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya

sriwijaya kingdom
 
Sahabat Pustaka Pengetahuan, sejak permulaan tarikh Masehi, hubungan dagang antara India dengan Kepulauan Indonesia  sudah ramai. Seperti di daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang. Kemudian, muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan. Kerajaan kerajaan kecil di pantai Sumatera bagian timur sekitar abad ke- 7, antara lain Tulangbawang, Melayu, dan Sriwijaya. Dari ketiga kerajaan itu, yang kemudian berhasil  berkembang dan mencapai kejayaannya adalah Sriwijaya. Kerajaan Melayu juga sempat berkembang,   dengan pusatnya di Jambi.

Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

Adapun sebuah penelitian seseorang yang berasal dari Prancis bernama George Coedes di tahun 1920, melalui surat kabar yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Kerajaan Sriwijaya disebut pertama kali muncul pada abad ke-7 masehi. Berdasar catatan seorang biksu bernama I Tsing dan prasasti abad ke-7 yang ditemukan dalam jumlah cukup banyak. Pada saat itu kerajaan ini dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa dan biasa disebut dengan nama Sri Janayasa. Ditemukan dalam prasasti di Kota Kapur, Bangka meskipun banyak peneliti yang kesulitan memecahkan lewat sumber-sumber yang dijumpai. Hal itu karena tidak ditemukannya struktur genealogis yang terdiri dari susunan dengan rapi.

Pada saat ditemukannya prasasti Kedukan Bukit, terdapat sebuah cerita dari seorang pria bernama Dapunta Hyang. Pernah melakukan perjalanan dengan membawa pasukan sebanyak 20 ribu orang, dari Minanga Tamvan menuju ke Palembang, Bengkulu dan Jambi. Disaat melakukan perjalanan, Dapunta Hyang menguasai banyak wilayah yang dianggap strategi suntuk melakukan perdagangan. 

Ada pula prasasti Kota yang ditemukan di Pulau Bangka di tahun 686 masehi, kerajaan Sriwijaya disebut sudah menaklukan banyak wilayah Sumatera bagian selatan hingga ke wilayah Lampung. Dalam prasasti ini juga disebutkan Sri Janayasa ketika melancarkan ekspedisi militer di wilayah Jawa karena dianggap tak mau berbakti terhadap Sriwijaya.

Letak dari Kerajaan Sriwijaya

Letak kerajaan Sriwijaya hingga saat ini, masih menjadi perdebatan. Namun, adapun pendapat yang dikemukakan George Coedes di tahun 1918 menyebutkan jika Sriwijaya berada di wilayah Palembang. Menariknya Palembang dianggap sebagai pusat pemerintahan kerajaan ini, selain itu mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim karena sering berpindah.

Beberapa ahli menyebutkan jika Sriwijaya berpusat di wilayah Kedah, kemudian Muara Takus hingga ke Jambi. Di tahun 2013, ditemukan sejumlah situs candi dengan corak Budha yang terdapat di wilayah Muaro Jambi. Menariknya runtuhnya candi ini diperkirakan menjadi tempat tinggal para cendekiawan Buddha.

Pendiri Kerajaan Sriwijaya

Pada saat mendekati waktu runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Kalingga di Jawa Tengah. Adapun nama Dapunta Hyang Sri didapat dari sebuah catatan I Tsing dan ditambah dengan ditemukannya dua prasasti yakni prasasti Talang Tuo dan prasasti Kedukan Bukit. Dari sinilah ditemukan siapa pendiri kerajaan Sriwijaya sebenarnya.

Di dalam catatan I Tsing dan prasasti menyebutkan jika Sri Janayasa merupakan seorang yang diangkat sebagai raja kerajaan Sriwijaya setelah melakukan ekspedisi. Perjalanan suci yang pada saat itu dikenal dengan istilah Siddhayatra dengan menggunakan sebuah perahu. Dengan menggunakan armada ia memimpin ribuan pasukan untuk menguasai wilayah Palembang. Dengan peperangan menjadi pilihan bagi Sri Janayasa dan hal itu membuatnya sukses menguasai Palembang, Jambi, Lampung dan Bangka. Catatan lainnya menyebutkan Dapunta Hyang diklaim sudah pernah mencoba melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa pada saat itu.

Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah sekitar Melayu. Melayu dapat ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Letak pusat Kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang, ada yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia. Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya  berlokasi  di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Ketika pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang mulai menunjukkan kemunduran, Sriwijaya berpindah ke Jambi. 

Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Adapun yang menjadi sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti. Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai Melayu Kuno. Beberapa prasasti itu antara lain sebagai berikut. 

1. Prasasti Kedukan Bukit

sumber sejarah kerajaan sriwijaya
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti ini berangka tahun 605 Saka (683 M). Isinya antara lain menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan   dengan membawa tentara 20.000 personel. 

2. Prasasti Talang Tuo 

sejarah kerajaan sriwijaya

Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat Kota Palembang di  daerah  Talang  Tuo.  Prasasti ini berangka tahun 606 Saka  (684  M). Isinya menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra. Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga. 

3. Prasasti Telaga Batu 

prasasti kerajaan sriwijaya

Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang.  Prasasti  ini  tidak  berangka tahun. Isinya terutama tentang kutukan- kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan. 

4. Prasasti Kota Kapur 

prasasti

Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, berangka tahun 608 Saka (656 M). Isinya  terutama permintaan  kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya, dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat.

5. Prasasti Karang Berahi 

sumber bukti kerajaan majapahit

Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi, berangka tahun 608 saka (686 M).  Isinya sama dengan isi Prasasti Kota Kapur. Beberapa prasasti yang lain, yakni Prasasti  Ligor berangka tahun 775 M ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu, dan  Prasasti Nalanda di India Timur. Di samping  prasasti-prasasti tersebut, berita Cina juga  merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang  penting. Misalnya berita dari I-tsing, yang pernah tinggal di Sriwijaya. 

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

    Pada masa pemerintahan Balaputradewa, kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu kerajaan Sriwijaya mampu menguasai jalur perdagangan yang sangat strategis. Perdagangan di kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena telah mencapai ke wilayah Thailand dan Kamboja. Hal tersebut dapat terlihat dari Pagoda Borom That dengan gaya arsitektur Sriwijaya di Thailand. Hal tersebut, karena letak kerajaan Sriwijaya yang mudah dalam menjual hasil alam, termasuk diantaranya seperti kapur barus, cengkeh, kayu gaharu, cendana, kapulaga hingga pala. Balaputradewa dianggap sebagai raja yang membawa Sriwijaya ke puncak kejayaan di abad ke-8 hingga 9. Meskipun kerajaan ini sudah mengalami masa jaya hingga generasi Sri Samarawijaya.

Pada saat itu raja-raja sesudah Sri Marawijaya kerap menjalani peperangan melawan kerajaan di pulau Jawa di tahun 922 masehi hingga 1016 masehi. Dalam masa itulah kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan China dan India. Kekuasaan kerajaan ini berhasil diperluas hingga wilayah Jawa Barat.

Perkembangan Kerajaan Sriwijaya 

Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan Sriwijaya antara lain: 

a. Letak geografis dari Kota Palembang. 

Palembang sebagai pusat  pemerintahan  terletak  di  tepi  Sungai  Musi.  Di depan  muara  Sungai  Musi  terdapat  pulau-pulau  yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di Muara Sungai Musi. Keadaan seperti ini sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan. Kondisi itu pula menjadikan Sriwijaya sebagai jalur perdagangan internasional dari India ke Cina, atau sebaliknya. Juga kondisi sungai-sungai yang besar, perairan laut yang cukup tenang, serta penduduknya yang berbakat sebagai pelaut ulung. 

b. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja. 
 
Hal  ini  telah  memberi  kesempatan  Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritim. 

Perkembangan Politik dan Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya

Perkembangan Politik dan Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7  M.  Pada  awal  perkembangannya,  raja  disebut dengan Dapunta Hyang. Dalam Prasasti Kedukan Bukit dan  Talang  Tuo  telah  ditulis  sebutan  Dapunta  Hyang. Pada abad ke-7, Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah.

daerah kekuasaan kerajaan sriwijaya

Daerah - daerah yang berhasil dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya, antara lain sebagai berikut.  

a. Tulang-Bawang   yang   terletak   di   daerah Lampung. 

b. Daerah Kedah

Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung  Melayu. Daerah   ini   sangat penting  artinya  bagi  usaha  pengembangan perdagangan dengan India. Menurut I-tsing, penaklukan Sriwijaya atas Kedah berlangsung antara tahun 682-685 M. 

c. Pulau  Bangka

Pulau  Bangka  yang  terletak  di  pertemuan jalan perdagangan internasional, merupakan daerah  yang  sangat  penting.  Daerah  ini dapat dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M berdasarkan  prasasti  Kota  Kapur.  Sriwijaya juga diceritakan berusaha menaklukkan Bhumi Java yang tidak setia kepada Sriwijaya. Bhumi Java yang dimaksud adalah Jawa, khususnya Jawa bagian barat. 

d.  Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. 

Daerah ini memiliki kedudukan yang penting, terutama untuk memperlancar perdagangan di  pantai  timur  Sumatra.  Penaklukan  ini dilaksanakan kira-kira tahun 686 M (Prasasti Karang Berahi). 

e. Tanah Genting Kra.

Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu. Kedudukan Tanah Genting   Kra   sangat penting. Jarak antara pantai barat dan pantai timur di tanah genting sangat dekat, sehingga para  pedagang  dari  Cina  berlabuh  dahulu di  pantai  timur  dan  membongkar barang dagangannya untuk diangkut dengan pedati ke pantai barat. Kemudian mereka berlayar ke India.  Penguasaan  Sriwijaya  atas  Tanah Genting Kra dapat diketahui dari Prasasti Ligor yang berangka tahun 775 M. 

f. Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno. 

Menurut berita Cina, diterangkan adanya serangan dari barat,  sehingga  mendesak  Kerajaan  Kalingga pindah ke sebelah timur. Diduga yang melakukan serangan   adalah   Sriwijaya.   Sriwijaya   ingin menguasai Jawa bagian tengah karena pantai utara Jawa bagian tengah juga merupakan jalur perdagangan yang penting. 
 
Sriwijaya terus melakukan perluasan daerah, sehingga Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar. Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 M dibangunlah sebuah pangkalan di daerah Ligor. Waktu itu yang menjadi raja adalah Darmasetra. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai zaman keemasan. Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya. Hal tersebut diterangkan dalam Prasasti Nalanda. 

Balaputradewa adalah seorang raja yang besar di Sriwijaya. Raja Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala yang saat itu diperintah  oleh  Raja  Dewapala  Dewa. Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda, yang  dibiayai  oleh  Balaputradewa, sebagai “dharma”.  Hal  itu tercatat dengan baik dalam prasasti Nalanda, yang saat ini berada di Universitas Nawa Nalanda, India. Bahkan bentuk asrama itu mempunyai kesamaan arsitektur dengan candi Muara Jambi, yang berada di Provinsi Jambi saat ini. Hal tersebut menandakan Sriwijaya memperhatikan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama Buddha dan bahasa Sanskerta bagi generasi mudanya. 

  Pada tahun 990 M yang menjadi Raja Sriwijaya adalah Sri Sudamaniwarmadewa. Pada masa pemerintahan raja itu terjadi serangan  Raja  Darmawangsa  dari  Jawa  bagian  Timur. Akan tetapi, serangan itu berhasil digagalkan oleh tentara Sriwijaya. Sri Sudamaniwarmadewa kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayottunggawarman. Pada masa pemerintahan Marawijayottunggawarman, Sriwijaya membina hubungan dengan Raja Rajaraya I dari Colamandala. Pada masa itu, Sriwijaya terus mempertahankan kebesarannya. Untuk mengurus setiap daerah kekuasaan Sriwijaya, dipercayakan kepada  seorang  Rakryan  (wakil  raja  di  daerah).  Dalam  hal  ini Sriwijaya sudah mengenal struktur pemerintahan. Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Sriwijaya cukup luas. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatra dan pulau- pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah,  sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh  perairan Nusantara. Bahkan Muhammad Yamin menyebutkan  Sriwijaya sebagai negara nasional yang pertama. 

Perkembangan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya

   Penduduk  Sriwijaya awalnya hidup dengan bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Perdagangan kemudian menjadi mata pencaharian pokok. Perkembangan perdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Di Sriwijaya para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Dengan demikian, Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Sriwijaya mulai menguasai perdagangan nasional maupun internasional di kawasan perairan Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa  berada  di  bawah  kekuasaan Sriwijaya.

Tampilnya   Sriwijaya   sebagai  pusat perdagangan, memberikan  kemakmuran bagi rakyat dan negara Sriwijaya. Kapal-kapal yang singgah  dan melakukan bongkar muat, harus  membayar  pajak.  Dalam  kegiatan  perdagangan, Sriwijaya mengekspor gading,  kulit,  dan  beberapa  jenis  binatang   liar, sedangkan   barang impornya  antara  lain  beras,  rempah-rempah, kayu  manis,  kemenyan,  emas,  gading,  dan binatang.

   Perkembangan perdagangan tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Kerajaan maritime adalah kerajaan yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasil-hasil laut. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu mengawasi perairan di Nusantara. Hal ini  sekaligus merupakan  jaminan  keamanan bagi para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya. 

Kehidupan Beragama Kerajaan Sriwijaya.

kehidupan beragama kerajaan sriwijaya

Kehidupan beragama di Sriwijaya sangat semarak. Bahkan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di seluruh wilayah Asia Tenggara. Diceritakan oleh I-tsing, bahwa di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha. Salah seorang pendeta Buddha yang terkenal adalah Sakyakirti. Banyak pelajar asing yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta. Kemudian mereka belajar agama Buddha di Nalanda, India. Antara tahun 1011 - 1023 datang seorang pendeta agama Buddha dari Tibet bernama Atisa untuk lebih memperdalam pengetahuan agama Buddha. 

Dalam kaitannya dengan perkembangan agama dan kebudayaan Buddha, di Sriwijaya ditemukan beberapa peninggalan. Misalnya, candi Muara Takus, yang ditemukan dekat Sungai Kampar di daerah Riau. Kemudian di daerah Bukit Siguntang ditemukan arca Buddha. Pada tahun 1006 Sriwijaya juga telah membangun wihara sebagai tempat suci agama Buddha di Nagipattana, India Selatan. Hubungan Sriwijaya dengan India Selatan waktu itu sangat erat. Bangunan lain yang sangat penting adalah Biaro Bahal yang ada di Padang Lawas, Tapanuli Selatan. Di tempat ini pula terdapat bangunan wihara.  

Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Adapun penyebab kemunduran kerajaan Sriwijaya adalah karena serangan banyak kerajaan terutama dari pulau Jawa, saat itu dari kerajaan Medang yang terkenal dengan nama Mataram Kuno menjadi yang paling gencar terjadi. Kemudian serangan bertubi-tubi dari kerajaan Cola hingga kekuasaan di selat Malaka melemah dan perlahan berhasil dikuasai lawan pada sebagian besar wilayah Sriwijaya. Kemunduran Sriwijaya mulai terjadi di abad ke-11 masehi, berawal dari serangan dari Rajendra Coladewa bahkan ia berhasil menaklukan salah satu raja dari kerajaan ini. Kerajaan Melayu menjadi salah satu kerajaan yang ditaklukan pada abad ke-13. 

Hal ini dilakukan oleh kerajaan Singasari dari Jawa dan di bawah kepemimpinan Kertanegara dalam ekspedisi Pamalayu. Sementara itu Sriwijaya semakin melemah dan tak mampu berbuat apa-apa dalam mencegah terjadinya penaklukan. Kelemahan itu bahkan dimanfaatkan kerajaan Sukhodaya asal Thailand dengan pemimpinnya bernama raja Kamheng dan merebut semenanjung Malaysia hingga pada abad ke-14 kerajaan ini benar-benar runtuh akibat serangan dari Majapahit.

Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan  Sriwijaya  akhirnya  mengalami  kemunduran karena beberapa hal antara lain : 

a. Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai. 

Hal ini disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan Komering banyak membawa lumpur. Akibatnya. Sriwijaya tidak baik untuk perdagangan. 

b. Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri. 

Hal ini disebabkan terutama karena melemahnya angkatan laut Sriwijaya, sehingga pengawasan semakin sulit. 

c. Dari segi politik, beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain.   

Tahun 1017 M Sriwijaya  mendapat  serangan  dari  Raja Rajendracola dari Colamandala, namun Sriwijaya masih dapat bertahan. Tahun 1025 serangan  itu  diulangi,  sehingga Raja  Sriwijaya,  Sri Sanggramawijayattunggawarman ditahan oleh pihak Kerajaan Colamandala. Tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singhasari melakukan Ekspedisi Pamalayu. Hal itu menyebabkan daerah Melayu lepas. Tahun 1377 armada angkatan laut Majapahit menyerang   Sriwijaya.   Serangan   ini   mengakhiri   riwayat Kerajaan Sriwijaya.

Raja-raja di kerajaan Sriwijaya

Karena struktur genealogis di Sriwijaya banyak yang mengalami putus, dengan didukung beberapa bukti yang dianggap kurang kuat, sehingga berdampak pada nama-nama raja di kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya sudah disepakati oleh sejumlah ahli. Adapun berikut ini nama raja-raja yang mengisi kerajaan Sriwijaya sesuai kesepakatan ahli.
  • Sri Indrawarman
  • Raja Dharanindra
  • Raja Samaratungga
  • Rakai Pikatan
  • Balaputradewa
  • Sri Udayadityawarman
  • Sri Cudamaniwarman atau Cudamaniwarman
  • Sri Marawijayatunggawarman
  • Sri Sanggaramawijayatunggawarman
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Adapun peninggalan kerajaan Sriwijaya dalam bentuk tulisan 

Informasi mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya dapat diketahui melalui beberapa bukti prasasti dalam bentuk tulisan di beberapa situs di Kota Palembang.

1. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Kampung Kedukan Bukit, di tepi Sungai Tatang, Palembang.

2. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo yang letaknya ada di Desa Gandus, sebelah barat Palembang

3. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu yang letanya berada di sekitar kolam Telaga Biru yang tidak jauh dari Sabokingking, Palembang.

4. Prasasti Bukit Siguntang

Prasasti Bukit Siguntang merupakan Prasasti yang terletak di Situs Bukit Siguntang.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya dalam Bentuk Situs Bangunan

peninggalan kerajaan sriwijaya

1. Wanu Sriwijaya, Rekonstruksi Kota Sriwijaya

Pada situs Wanu Sriwijaya, pernah ditemukan pecahan keramik dan tembikar, tiang-tiang kayu, sisa industri dan sisa barang-barang keperluan sehari-hari. Kota ini dibagi menjadi tiga, yaitu lokasi pemukiman, lokasi upacara keagamaan, dan tama Sriksetra yang dikatakan oleh Dapunta Hiyang Srijayanasa.

2. Situs Karanganyar

Pada bagian sebelah selatan Bukit Siguntang, di wilayah Kelurahaan Karanganyar dan Kelurahan 36 Ilir, terdapat sebuah dataran rendah yang berupa rawa, ditemukan sisa-sisa bangunan air, yaitu kanal-kanal, kolam buatan, dan parit-parit kuno.

3. Situs Tingkap

Pada situs Candi Tingkap merupakan suatu wilayah kebun karet ditemukannya sebuah arca Buddha dan runtuhan bangunan bata. Arca Buddha berdiri pada sebuah padmasana (teratai) dengan sikap tanganya witarkamudra, dengan memakai jubah. Yang terletak di Desa Tingkap, Kecamatan Surulangun, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

4. Situs Bingin Jungut

Situs Bingin Jungut merupakan situs yang letaknya di Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Di situs ini ditemukan sebuah arca Awalokiteswara yang bertangan empat (disimpan di Museum Nasional), dan sebuah arca Buddha yang belum selesai (disimpan di Museum Balaputradewa, Palembang).

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya dalam Bentuk Arca

Dikutip dari Jurnal Pemanfaatan Situs Buddhisme di Palembang Sebagai Suplemen Materi Pembelajaran Sejarah yang disusun oleh Suswandari, Nur Fajar Absor, Desyanti Aprilia, dkk. Yang menjelaskan beberapa Arca peninggalan Kerajaan Sriwijajaya.

1. Arca Wairocana, Arca Jambhala, Arca Sakhyamuni, dan Arca Bodhisattwa

Arca Wairocana, Arca Jambhala, Arca Sakhyamuni, dan Archa Bodhisattwa merupakan empat arca peninggalan Situs Buddha yang ada di Situs Bukit Siguntang, Palembang.

2. Arca Bodhisattwa Awalokiteswara

Arca Bodhisattwa Awalokiteswara adalah salah satu arca yang ada di Situs Bingin Jungut, Mambnag, Lubuk Tua Musi Rawas, Sumatera Selatan. Yang berisi tentang seorang pendeta Hindu yang memberikan persembahan kepada pemmeluk ajaran Buddha Mahayana.

3. Keramik Tiongkok dan Kaca Persia

Keramik Tiongkok, Kaca Persia yang berisi tentang penanda hubungan yang erat dengan bangsa lain yang singgah di Sriwijaya. Keramik Tiongkok ini berada di Taman Purbakala Sriwijaya, Kota Palembang.

4. Guci, Tembikar, dan Tempayan

Guci, Tembikar, dan Tempayan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak sama dengan Keramik Tiongkok di Taman Purbakala Sriwijaya, Palembang. 


Demikianlah artikel yang berjudul Sumber Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Pustaka Pengetahuan mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook.com