Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Selasa, 04 Juni 2019

Dampak dan Warisan dari Perang Dunia

| Selasa, 04 Juni 2019
warisan perang dunia pertama


Perang Dunia 1 berlangsung dari tahun 1914-1918. Perang Dunia 1 berdampak sangat luar biasa bagi kehidupan manusia. Perang yang sangat menyengsarakan ini kemudian menimbulkan pemikiran untuk membentuk lembaga yang bertugas menjaga perdamaian dunia. Penggunaan taktik perang parit pada Perang Dunia 1 memunculkan berbagai macam penyakit, sehingga banyak korban yang jatuh. Selain itu penggunaan senjata modern dan gas beracun juga menambah derita korban perang.


Dampak Perang Dunia I

Dampak perang dunia 1 dibidang ekonomi

Salah satu dampak paling dramatis setelah perang adalah perluasan kekuasaan pemerintah dan tanggung jawab di Britania, Prancis, Amerika Serikat, dan Jajahan Imperium Britania. Untuk memanfaatkan semua kekuatan masyarakat mereka, pemerintah membentuk kementerian dan kekuasaan baru. Pajak baru ditetapkan dan hukum disahkan, semuanya dirancang untuk menunjang usaha perang; banyak yang masih ada sampai sekarang. Perang ini juga membatasi kemampuan sejumlah bekas pemerintahan yang besar dan terbirokratisasi, seperti Austria-Hongaria dan Jerman; akan tetapi, analisis apapun mengenai dampak jangka panjang tidak berlaku akibat kekalahan negara-negara tersebut.

Perang Dunia I terus meningkatkan ketidakseimbangan jenis kelamin, sehingga memunculkan fenomena wanita berlebih. Kematian hampir satu juta pria selama perang memperlebar celah gender sebanyak satu juta orang; dari 670.000 sampai 1.700.000 orang. Jumlah wanita belum menikah yang mencari kemapanan ekonomi tumbuh pesar. Selain itu, demobilisasi dan kemerosotan ekonomi setelah perang mengakibatkan tingginya pengangguran. Perang meningkatkan jumlah pekerja wanita, akan tetapi kembalinya pria yang terdemobilisasi menggantikan banyak wanita dari pekerjaannya, disertai penutupan berbagai pabrik masa perang. Karena itu wanita yang bekerja selama perang akhirnya terpaksa berjuang mencari pekerjaan dan wanita yang mendekati usia kerja tidak mendapat kesempatan.

Kehancuran Sarana Fisik dan Non-fisik

Bagaimana tidak sebuah perang besar tidak mengakibatkan kerusakan yang parah pula, hal ini tentu sudah wajar terjadi jika negara-negara saling bergabung dan saling membentuk aliansi untuk mengalahkan satu sama lain.

Perang yang terjadi selama 4 tahun ini memang sudah banyak membawa kesengsaraan bagi rakyat Eropa. Seluruh pusat perekonomian yang menyokong negaranya masing-masing dihancurkan oleh musuh. Akibatnya berbagai macam sarana dan prasarana tidak dapat dimanfaatkan secara normal.

Kehancuran Pusat Industri dan Pertanian

Perang berdampak pada sulitnya rakyat Eropa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini diperparah dengan kehancuran Industri dan Pertanian yang dijadikan sebagai pasokan utama rakyat Eropa untuk bertahan hidup.

Dengan hancurnya kedua aspek penting tersebut, sudah pasti banyak masyarakat di Eropa mengalami kelaparan dan meningkatnya angka kematian. Negara di Eropa mengalami kesulitan karena untuk saat itu hanya Amerika Serikat yang mampu menyokong kehidupan mereka.

Krisis Malaise (1929)

Bantuan Amerika Serikat tidak seutuhnya membawa manfaat bagi negara-negara di Eropa. Amerika Serikat terus mengirimkan bantuannya akan tetapi mereka mengalami kemunduran di sektor perkonomian. 

Bagaimana tidak, mereka terus memproduksi barang atau menyuplai bantuan untuk kebutuhan Eropa. Selagi mereka memproduksi barang-barang tersebut, negara-negara yang biasanya dijadikan tujuan ekspor kini sedang mengalami kesulitan. 

Alhasil, mereka tidak mengalami keuntungan dari kegiatan ini, hal ini yang akan berdampak pada lesunya perekonomian dunia yang dikenal sebagai "Krisis Malaise"

Hutang Negara Meningkat

Setelah Perang Dunia 1 usai banyak dari negara-negara di Eropa berusaha untuk mendapatkan dana pinjaman agar mereka dapat membangun kembali fasilitas yang telah rusak. Entah kepada siapa mereka meminjam dana untuk pembangunan setelah Perang Dunia 1.

Tapi yang jelas pinjaman ini akan meningkatkan hutang-hutang yang dipunyai negara-negara di Eropa. Hasilnya, untuk beberapa tahun kedepan mereka harus memulai untuk mengembalikan hutang yang ada. Jelas sebuah kesulitan yang bertubi-tubi setelah harus menormalkan kembali kondisi perekonomian negara, mereka juga harus membayar kewajiban hutangnya.

Dampak kesehatan 

Belum ada perang yang berhasil mengubah peta Eropa secara dramatis. Empat kekaisaran menghilang: Jerman, Austria-Hongaria, Utsmaniyah, dan Rusia. Empat dinasti, bersama aristokrasi kunonya, jatuh setelah perang: Hohenzollern, Habsburg, Romanov, dan Utsmaniyah. Belgia dan Serbia hancur parah, seperti halnya Prancis, dengan 1,4 juta tentara gugur, tidak termasuk korban lainnya. Jerman dan Rusia juga terkena dampak serupa.


Dampak perang dunia 1 dibidang politik

Runtuhnya Kekaisaran Besar Eropa

Perang Dunia 1 memang sangat banyak memikat keikutsertaan negara-negara besar yang ada di Eropa. Hal ini bisa kita lihat dari aliansi yang terbentuk dan luas kekuasaan wilayah yang dimiliki oleh negara-negara peserta Perang Dunia 1.

Sebagai contoh Triple Entente saja memiliki 4 negara besar yang bergabung diantaranya : Inggris, Russia, Perancis dan Amerika Serikat menyusul diakhir. Sedangkan Triple Alliance memiliki 3 negara besar lainnya yaitu : Prussia (Jerman), Turki, dan Austria-Hongaria. 

Namun tidak semua kekaisaran tersebut tetap utuh setelah perang usai, sebut saja pihak yang kalah seperti Jerman, Turki, dan Austria-Hongaria. Mereka harus merelakan runtuhnya kekaisaran yang telah berdiri sejak lama. 

Setelah runtuhnya anggota dari Triple Alliance, di Jerman akan berkembang paham Nasional Sosialis, di Turki akan berkembang paham Nasionalisme. 

Tidak hanyak pihak yang kalah yang mengalami keruntuhan, Russia dibawah Raja Tsar Nicholas II mengalami nasib yang sama, yaitu kerajaannya harus runtuh setelah Lenin mengangkat tinjunya ke udara untuk membawa negara ini berubah haluan ke paham Komunis.

Muncul Negara - negara Baru

Wilayah luas yang dimiliki oleh negara-negara besar yang runtuh akan mengalami ketidakstabilan politik. Hasilnya beberapa negara baru dengan bekas wilayah dari negara yang runtuh kini berhasil melepaskan dan memerdekakan diri dari negaranya.

Negara baru yang muncul diantaranya adalah Rumania, Polandia, Estonia, Lithuania, Latvia, Kroasia, Ceko, Hongaria, Yugoslavia, Iran, Suriah, Irak, Arab Saudi dan Mesir.

Terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (1919)

Setelah Perang Dunia 1 usai, terdapat kesadaran dari negara-negara di Eropa betapa pentingnya menjaga perdamaian demi menciptakan kehidupan yang aman dan nyaman. Namun, tak selalu itikad baik dari negara pemenang akan berakhir dengan niatan yang baik pula.

Tujuan lain dari didirikannya organisasi ini adalah untuk menunjukan betapa kuasanya negara pemenang terhadap negara yang kalah akibat Perang Dunia 1. Bahkan perjanjian terkait ganti rugi akibat perang semuanya dibebankan penuh kepada negara yang kalah perang.

Liga Bangsa-bangsa adalah organisasi yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat, Wodrow  Wilson. Namun sayang LBB tidak mampu bertahan lama karena tidak dapat menciptakan suasana kondusif antar negara dan akan berakibat pada meletusnya Perang Dunia 2.


Dampak peran dunia 1 dibidang sosial

Menurunnya Populasi Penduduk di Eropa

4 tahun terjadi Perang berdampak pada meningkatnya angka kematian yang dialami negara-negara di Eropa. Mereka harus merelakan orang-orang dengan umur produktif untuk berperang digaris depan dan kembali dengan hanya membawa nama.

Tentu ini menjadi dampak yang paling parah yang dialami dari Perang Dunia 1. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk merawat korban luka dan luka cacat fisik yang dialami oleh korban perang. 

Meningkatnya Peran Wanita

Saat jumlah pria menurun drastis akibat Perang, tinggal tersisa para wanita yang harus berperan ganda dalam menjaga keberlangsungan keluargnya. Masa-masa ini adalah masa yang sangat sulit bagi seluruh wanita dimanapun di dunia ini.

Mereka harus menghidupi anak-anaknya disaat perekonomian negaranya sedang lesu. Generasi muda yang gugur dalam perang, posisinya akan digantikan oleh wanita-wanita hebat ini.

Upaya Peningkatan Produktivitas Industri

Hal ini tentu sangat diperlukan ketika negara sedang tidak dalam kondisi yang prima. Mendorong peningkatan produktivitas industri adalah jalan satu-satunya agar masyarakat Eropa terlepas dari kesulitan yang dihadapinya.

Dengan tercapainya target produksi akan mempercepat pembangunaan yang dilakukan pasca-perang. Sehingga diharapkan kondisi ekonomi negara mampu kembali ketahap normal dan dengan cepat mampu menyelesaikan pekerjaan lain seusai Perang Dunia 1.

Meningkatnya Angka Pengangguran

Pusat Industri dan Pertanian yang rusak tentu mendorong meningkatnya angka pengangguran di wilayah Eropa. Mereka seakan-akan bingung untuk melakukan hal apa, karena mata pencaharian mereka mayoritas hancur akibat perang.


Warisan Perang Dunia I (Pertama)

Tugu peringatan

Liberty Memorial di Kansas City, Missouri, adalah sebuah tugu peringatan Amerika Serikat yang dipersembahkan kepada semua warga negara A.S. yang berdinas di Perang Dunia I. Situs Liberty Memorial diresmikan tanggal 1 November 1921. Pada hari itu, para komandan tertinggi Sekutu berbicara di hadapan 100.000 orang. Itulah satu-satunya masa dalam sejarah ketika para pemimpin tersebut berkumpul di satu tempat. Tokoh-tokoh yang hadir meliputi Letnan Jenderal Baron Jacques dari Belgia; Jenderal Armando Diaz dari Italia; Marsekal Ferdinand Foch dari Prancis; Jenderal Pershing dari Amerika Serikat; dan Laksamana D. R. Beatty dari Britania Raya. Setelah tiga tahun pembangunan, Liberty Memorial rampung dan Presiden Calvin Coolidge menyampaikan pidato khusus di hadapan 150.000 orang pada tahun 1926. Liberty Memorial juga merupakan rumah bagi The National World War I Museum, satu-satunya museum khusus Perang Dunia I di Amerika Serikat.

Ingatan budaya

Perang Dunia Pertama memberi pengaruh besar terhadap ingatan sosial. Perang ini dipandang oleh banyak orang di Britania sebagai tanda akhir zaman stabilitas yang sudah ada sejak zaman Victoria, dan di seluruh Eropa banyak orang menganggapnya sebagai ambang batas.

Trauma sosial

Trauma sosial yang diakibatkan oleh jumlah korban tidak terduga terbentuk dalam berbagai cara, yang selalu menjadi subjek perdebatan sejarah selanjutnya. Sejumlah orang terbakar oleh nasionalisme dan segala akibatnya, dan mulai mengupayakan terciptanya dunia internasionalis, mendukung organisasi-organisasi seperti Liga Bangsa - Bangsa. Pasifisme semakin populer. Pihak lain memberi reaksi bertentangan, merasa bahwa hanya kekuatan dan militer yang mampu menangani dunia yang kacau dan tidak manusiawi ini. Pandangan anti-modernis merupakan hasil dari berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat

Ketidakpuasan di Jerman

Munculnya Nazisme dan fasisme meliputi kebangkitan spirit nasionalis dan penolakan berbagai perubahan pascaperang. Sama pula, popularitas legenda pengkhianatan (Jerman: Dolchstoßlegende) adalah wasiat terhadap keadaan psikologis Jerman yang kalah dan penolakan tanggung jawab atas konflik ini. Teori konspirasi pengkhianatan ini menjadi umum dan penduduk Jerman melihat diri mereka sebagai korban. Penerimaan rakyat Jerman terhadap Dolchstoßlegende' memainkan peran penting dalam kemunculan Nazisme. Rasa disilusi dan sinisisme dibesar-besarkan disertai pertumbuhan nihilisme. Banyak pihak percaya perang ini mengawali akhir dunia karena korban yang tinggi dari kalangan pria, pembubaran pemerintahan dan kekaisaran, dan jatuhnya kapitalisme dan imperialisme.

Pandangan di Amerika Serikat

Intervensi A.S. dalam perang ini, termasuk pemerintahan Wilson sendiri, semakin sangat tidak populer. Ini tampak dari penolakan Senat A.S. terhadap Perjanjian Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa. Pada masa antarperang, sebuah konsensus disepakati bahwa intervensi A.S. adalah suatu kesalahan, dan Kongres mengesahkan beberapa hukum dalam upaya melindungi netralitas A.S. pada konflik-konflik selanjutnya. Pemungutan suara tahun 1937 dan bulan-bulan pertama Perang Dunia II menunjukkan bahwa hampir 60% responden menyatakan intervensi pada PDI adalah kesalahan, dan hanya 28% yang menentang pandangan tersebut. Tetapi pada periode antara kejatuhan Prancis dan serangan Pearl Harbor, opini publik berubah total dan untuk pertama kalinya mayoritas responden menolak pandangan bahwa Perang Dunia I adalah suatu kesalahan

Identitas nasional baru

Polandia lahir kembali sebagai sebuah negara merdeka setelah lebih dari satu abad. Sebagai "bangsa Entente kecil" dan negara dengan korban terbanyak per kapita, Kerajaan Serbia dan dinastinya menjadi tulang belakang negara multinasional baru, Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia (kelak bernama Yugoslavia). Cekoslovakia, menggabungkan Kerajaan Bohemia dengan sebagian Kerajaan Hongaria, dan menjadi satu bangsa baru. Rusia menjadi Uni Soviet dan kehilangan Finlandia, Estonia, Lituania, dan Latvia, yang menjadi negara-negara merdeka. Kesultanan Utsmaniyah langsung digantikan oleh Turki dan beberapa negara lain di Timur Tengah.

Di Imperium Britania, perang ini melepaskan bentuk baru nasionalisme. Di Australia dan Selandia Baru, Pertempuran Gallipoli semakin terkenal sebagai "Baptisme Perjuangan" negara-negara tersebut. Inilah perang besar pertama yang melibatkan negara-negara yang baru berdiri, serta untuk pertama kalinya tentara Australia berperang sebagai penduduk Australia, bukan subjek dari Kerajaan Britania Raya. Hari Anzac memperingati Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru dan merayakan momen-momen menentukan tersebut.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dari artikel berjudul Dampak Dan Warisan Perang Dunia, jika ada kesalahan atau kekurangan, Pustaka Pengetahuan mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih.

Perang Dunia 1 (World War 1)

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 



Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar