Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Jumat, 19 April 2019

Propaganda Jepang di Indonesia

| Jumat, 19 April 2019
Japanese Propaganda in Indonesia


Bagi Jepang, Indonesia memiliki posisi geografis, ekonomis, dan politis yang strategis untuk mendukung kepentingan perangnya melawan kolonialisme Barat yang ketika itu masih meluas di Asia. Rakyat Indonesia, yang ketika itu masih dalam belenggu penjajahan Belanda, menjadi salah satu faktor akselerasi terbentuknya kekuasaan militer Jepang di wilayah ini.
Dengan memanfaatkan kondisi rakyat yang ingin segera terbebas dari penindasan kekuasaan Belanda itu, Jepang mempersiapkan propaganda secara sistimatis dan intensif untuk mempengaruhi rakyat Jawa agar dapat membantu Jepang untuk memenangkan perang.

Dalam melakukan pendekatan dengannya dengan bangsa Asia khususnya bangsa Indonesia. Jepang melakukan infiltrasi dalam bentuk pendekatan politik dan budaya. Di Indonesia sendiri, Jepang melakukan pendekatan budaya dengan mengangkat ramalan jangka Jayabaya. Ramalan tersebut yakni, “Akan datang suatu bangsa yang datang dari utara, berkulit kuning dan bertubuh pendek. Mereka akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia dalam waktu seumur jagung kemudian akan kembali ke negerinya, lalu bangsa Indonesia akan membawa dirinya ke masa keemasan (kemerdekaan).” 

Dari karakteristik memang benar bahwa orang - orang Jepang pada masa ini bertubuh lebih pendek dari orang Indonesia (ceper), sehingga masyarakat Indonesia pada waktu itu mempercayainya. Selain itu Jepang mengemukakan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia dan Jepang adalah sama. Hal tersebut berdasarkan bahwa orang Jepang dan orang Indonesia merupakan sama-sama orang timur, selain itu Jepang pun sama sikapnya dengan Indonesia yang anti dengan kebudayaan barat.

Dalam pendekatan politik, Jepang awalnya membentuk suatu badan propaganda yang diketuai oleh orang Indonesia, Mr. Syamsuddin. Gerakan ini lahir semata - mata untuk memikat hati dan menarik simpati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang. Jepang mengklaim sebagai Saudara Tua Indonesia dan bangsa Asia lainnya yang akan membebaskan belenggu dari jajahan imperialisme Belanda, Inggris, dan Amerika. Itulah sebabnya pada awalnya Soekarno berkata, “ Amerika kita setrika, Inggiris kita linggis.”

Semboyan Gerakan 3 A :
  1. Nippon Cahaya Asia
  2. Nippon Pemimpin Asia
  3. Nippon Pelindung Asia

Kemudian Jepang membentuk Kantor Pusat Kebudayaan di Batavia bernama Keimin Bunka Shidoso. Keimin Bunka Shidoso kemudian membuat buku mengenai 100 Tokoh berpengaruh di Hindia Belanda. Dari 100 Tokoh ini Jepang berusaha memanfaatkan mereka untuk menarik simpati bangsa Indonesia, salah satu tokohnya antara lain Ir. Soekarno, Moh.Hatta, Sjarhrir, dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, Muh.Yamin, dan Agus Salim yang santer dalam pergerakan nasional. 

Soekarno kemudian diminta untuk menjadi Ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang didalamnya terdapat Ir.Soekarno M.Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan K.H Mas Mansyur (dikenal kemudian dengan sebutan empat serangkai), hal ini karena kurang berhasil menggerakkan rakyat Indonesia dalam membantu Usaha tentara Jepang, maka gerakan ini dibubarkan pada tahun 1943.

Propaganda Jepang dalam menarik simpati bangsa Indonesia antara lain:
  • Akan menciptakan kemakmuran Asia Timur Raya
  • Mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia
  • Propaganda yang dilakukan oleh organisasi 3 A yang dipimpin oleh Mr Syamsyudin. 3A sendiri terdiri dari Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia dan Jepang pemimpin Asia.
  • Mengatakan bahwa Romusha sebagai pahlawan bekerja, agar rakyat Indonesia semakin giat dalam bekerja.
  • Rakyat Jawa telah meyakini ramalan Jayabaya yang menggambarkan bahwa akan datang jaman yang lebih baik untuk menggantikan jaman yang buruk. Jaman baik ini ditandai oleh munculnya pemerintahan Ratu Adil, tetapi sebelumnya akan terdapat masa peralihan yang didominasi oleh orang kerdil yang berlangsung selama hidup tanaman jagung. Kemudian banyak orang mengidentifikasikan orang kerdil itu sebagai orang Jepang (Nugroho Notosusanto, 1979: 13)
  • Adanya slogan yaitu mengarahkan rakyat Indonesia menuju ke arah kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Slogan itu dimaksudkan untuk memobilisasi commitment penduduk untuk mendukung Jepang dalam perang melawan sekutu. Jepang telah menciptakan slogan-slogan yang berpengaruh kuat bagi bangsa-bangsa di Asia yang ketika itu masih dalam belenggu penjajahan bangsa Barat. Slogan yang sangat terkenal “Asia untuk bangsa Asia” merupakan spirit propaganda Jepang yang terkuat.Bangsa mana pun akan sangat sulit untuk menciptakan slogan dengan kekuatan yang sebanding dengan slogan “Asia untuk bangsa Asia”. Demikian juga “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya” menjadi jiwa propaganda Jepang yang menjanjikan masa depan yang lebih baik. Slogan yang lebih menarik lagi yaitu Hakko Itjiu yang diartikan sebagai “satu untuk semua dan semua untuk satu”(Graaf,1960:194), meskipun di balik itu sesungguhnya Jepang ingin menyatukan seluruh dunia di bawah satu atap kekuasaannya.
  • Pemerintah Jepang harus menumbuhkan image rakyat, bahwa bangsa Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan bangsa Barat lainnya datang ke Asia hanya untuk menindas dan mengeksploitasi rakyat di wilayah itu guna memperoleh keuntungan bagi mereka sendiri.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih.

Pengertian dan Latar Belakang Nasionalisme Indonesia

Sistem Pemerintahan Masa Era Reformasi, Penyebab Terjadinya Era Reformasi.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Berbagai Reviews 

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar