Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Kamis, 25 April 2019

Pengertian dan Macam - Macam Planet, Sejarah Penemuan dan Pemberian Nama Planet, Ciri - Ciri Planet Beserta Gambarnya.

| Kamis, 25 April 2019

Pengertian dan macam - macam planet - pustakapengetahuan.com


Planet merupakan suatu benda langit yang mengelilingi atau mengorbit bintang dengan lintasan serta kecepatan tertentu. Contoh : Bumi yang mengelilingi atau mengorbit Matahari. Planet adalah salah satu dari bagian anggota tata surya dengan memiliki ciri-ciri tertentu. Planet yang mengitari matahari secara penuh dalam satu putaran disebut sebagai revolusi. Sedangkan waktu yang dibutuhkan sebuah planet dalam satu kali revolusi disebut sebagai kala revolusi atau satu tahun planet.


Terdapat beberapa planet yang ada dalam tata surya, antara lain : Merkurius, Bumi, Yupiter, Mars, Venus, Saturnus, Neptunus, Uranus, dan Pluto. Berdasarkan dari jaraknya dengan matahari, Merkurius dan Venus disebut sebagai sebuah planet dalam atau planet inferior, sedangkan Planet Yupiter, Mars, Saturnus, Uranus, serta Pluto di sebut planet luar atau planet superior. Dari kedua kelompok ini dipisahkan oleh bumi (bumi sebagai pembatas).Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ciri-ciri planet dan macam-macam planet.


Pengertian Planet

Planet atau bintang siarah (dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berarti "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal.

Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah.

Setiap planet memiliki lintasan orbitnya sendiri-sendiri. Lintasan orbit pada setiap planet hampir berbentuk seperti lingkaran. Pada awal abad 17 Johanes Kepler membuktikan bahwa lintasan pada orbit planet-planet pada tata surya memiliki bentuk elips atau lonjong serta letak matahari berada di salah satu titik fokus elips tersebut.


Sejarah Penemuan Planet.


Sejarah Penemuan Planet - pustakapengetahuan.com


Ide tentang planet berubah - ubah sepanjang sejarah, mulai dari bintang pengelana abadi pada zaman antik hingga benda kebumian pada zaman modern. Konsep ini meluas tidak hanya di Tata Surya saja, tetapi sudah mencapai ratusan sistem luar surya lainnya. Ambiguitas yang terdapat dalam definisi planet telah menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan. Lima planet klasik yang dapat dilihat mata telanjang sudah diketahui sejak zaman kuno dan pengaruhnya sangat besar di dunia mitologi, kosmologi agama, dan astronomi kuno. Pada zaman itu, astronom mengetahui bagaimana cahaya-cahaya tertentu bergerak melintasi langit relatif terhadap bintang lain. Bangsa Yunani kuno menyebut cahaya tersebut πλάνητες ἀστέρες (planetes asteres, "bintang pengelana") atau "πλανήτοι" saja (planētoi, "pengelana"), yang dari situlah kata "planet" terbentuk

Astronom Babilonia

Peradaban pertama yang dikenal memiliki teori fungsional tentang planet adalah bangsa Babilonia, penduduk Mesopotamia pada milenium pertama dan kedua SM. Teks astronomi planet tertua yang masih ada adalah Tablet Venus dari Ammisaduqa, salinan daftar pengamatan gerakan planet Venus abad ke-7 SM yang diduga dirancang pada milenium kedua SM. MUL.APIN adalah sepasang tablet kuneiform tertanggal abad ke-7 SM yang mencatat gerakan Matahari, Bulan, dan planet-planet sepanjang tahun. Sejumlah astrolog Babilonia juga menetapkan dasar-dasar astrologi Barat. Enuma anu enlil, ditulis saat periode Neo-Assyria pada abad ke-7 SM, terdiri dari daftar omen dan hubungannya dengan berbagai fenomena langit, termasuk gerakan planet-planet. Venus, Merkurius, dan planet terluar Mars, Yupiter, dan Saturnus diidentifikasi oleh sejumlah astronom Babilonia. Semuanya adalah planet yang pernah diketahui manusia sampai ditemukannya teleskop pada awal zaman modern.

Astronomi Yunani-Romawi

Bangsa Yunani Kuno awalnya tidak setertarik bangsa Babilonia dalam mempelajari planet. Pengikut Pythagoras pada abad ke-6 dan 5 SM tampaknya sudah mengembangkan teori keplanetannya sendiri yang terdiri dari Bumi, Matahari, Bulan, dan planet-planet mengelilingi "Api Tengah" di pusat Alam Semesta. Pythagoras atau Parmenides dikabarkan merupakan orang pertama yang mengidentifikasi bintang senja dan bintang pagi (Venus) sebagai satu benda. Pada abad ke-3 SM, Aristarkhus dari Samos mengusulkan sistem heliosentris, yang berarti Bumi dan planet mengitari Matahari. Akan tetapi, sistem geosentris terus mendominasi peradaban dunia sampai Revolusi Ilmiah.

Pada periode Hellenistik abad ke-1 SM, bangsa Yunani mulai mengembangkan skema matematika untuk memperkirakan posisi planet-planet. Skema yang berdasarkan geometri alih-alih aritmetika Babilonia ini kelak mengusangkan teori kompleks dan kelengkapan Babilonia. Kebanyakan pergerakan astronomis yang diamati dari Bumi dengan mata telanjang menggunakan skema ini. Teori Yunani ini baru dijelaskan secara lengkap di Almagest karya Ptolomeus pada abad ke-2 M. Model Ptolomeus ini begitu lengkap dan dominan sampai-sampai semua teori astronomi sebelum ini dianggap usang dan Almagest menjadi teks astronomi resmi di dunia Barat selama 13 abad. Bangsa Yunani dan Romawi mengenal tujuh planet, masing-masing dianggap mengelilingi Bumi sesuai hukum kompleks Ptolomeus. Planet-planet tersebut adalah (sesuai urutan Ptolomeus dari Bumi): Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Yupiter, dan Saturnus.

Astronom India

Pada tahun 499 CE, astronom India Aryabhata membuat model planet yang memasukkan rotasi Bumi di sumbunya. Ia menjelaskan hal tersebut sebagai penyebab bintang tampak bergerak ke barat. Ia juga meyakini bahwa orbit planet berbentuk elips. Tahun 1500, Nilakantha Somayaji dari mazhab astronomi dan matematika Kerala merevisi model Aryabhata dalam karyanya yang berjudul Tantrasangraha. Dalam Aryabhatiyabhasya, komentar terhadap Aryabhatiya-nya Aryabhata, ia mengembangkan model planet berupa Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus mengelilingi Matahari dan Matahari mengelilingi Bumi, mirip sistem Tychonik yang kelak diusulkan Tycho Brahe pada akhir abad ke-16. Kebanyakan astronom mazhab Kerala yang menjadi pengikutnya menerima model planet usulannya.

Astronomi Islam abad pertengahan

Pada abad ke-11, transit Venus diamati oleh Ibnu Sina, yang menetapkan bahwa Venus kadang berada di bawah Matahari. Pada abad ke-12, Ibnu Bajjah mengamati "dua planet berupa titik hitam di permukaan Matahari", yang kelak diketahui sebagai transit Merkurius dan Venus oleh astronom Maragha, Qotb al-Din Shirazi, pada abad ke-13.[34] Sayangnya, Ibnu Bajjah dianggap mustahil telah mengamati transit Venus, karena fenomena tersebut memang tidak pernah terjadi seumur hidupnya.

Planet Renaisans Eropa

Dengan dimulainya Revolusi Ilmiah, pemahaman terhadap kata "planet" berubah dari sesuatu yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap lautan bintang); menjadi benda yang mengelilingi Bumi (atau sesuatu yang dianggap seperti itu pada zaman tersebut); dan menjadi sesuatu yang langsung mengelilingi Matahari setelah model heliosentris Copernicus, Galileo, dan Kepler diakui publik pada abad ke-16. Karena itu, Bumi dimasukkan ke daftar planet, sementara Matahari dan Bulan tidak. Awalnya, ketika satelit-satelit pertama Yupiter dan Saturnus ditemukan pada abad ke-17, kata "planet" dan "satelit" sering dipakai bolak-balik, namun "satelit" semakin sering dipakai pada abad selanjutnya.

Planet abad ke-19

Pada abad ke-19, para astronom mulai menyadari bahwa benda-benda baru yang sebelumnya dikelompokkan sebagai planet selama nyaris setengah abad (seperti Ceres, Pallas, dan Vesta) justru jauh berbeda daripada planet tradisional. Benda-benda ini berada di kawasan yang sama antara Mars dan Yupiter (sabuk asteroid) dan massanya lebih kecil, karena itu mereka digolongkan sebagai "asteroid". Karena tidak adanya definisi resmi, kata "planet" akhirnya dipahami sebagai benda "besar" apapun yang mengitari Matahari. Sejak ditemukannya celah raksasa antara asteroid dan planet, dan penemuan-penemuan baru berakhir setelah Neptunus ditemukan tahun 1846, definisi resmi tersebut akhirnya dihapus.

Planet abad ke-20

Pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah serangkaian pengamatan awal menyimpulkan benda ini lebih besar daripada Bumi, benda ini langsung diterima sebagai planet kesembilan. Pengamatan selanjutnya justru membuktikan bahwa benda ini berukuran lebih kecil: tahun 1936, Raymond Lyttleton berpendapat bahwa Pluto bisa jadi satelit Neptunus yang keluar jalur, dan pada tahun 1964 Fred Whipple berpendapat bahwa Pluto mungkin saja berupa komet. Namun karena ukurannya lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui dan tampaknya tidak eksis di dalam populasi yang lebih besar, status Pluto tetap planet sampai tahun 2006.

Planet 1930–2006

Pada tahun 1992, astronom Aleksander Wolszczan dan Dale Frail menemukan sejumlah planet yang mengelilingi sebuah pulsar, PSR B1257+12. Penemuan ini umumnya dianggap sebagai deteksi pasti terhadap sistem planet yang mengitari bintang lain. Kemudian pada 6 Oktober 1995, Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Jenewa melaksankan deteksi pasti pertama terhadap eksoplanet yang mengelilingi sebuah bintang deret utama biasa (51 Pegasi).

Planet abad ke-21

Dengan ditemukannya banyak objek di Tata Surya dan objek yang lebih besar di sistem lain pada paruh akhir abad ke-20, muncul permasalahan tentang hal-hal yang membentuk suatu planet. Banyak astronom yang berpendapat agar Pluto dikeluarkan dari kelompok planet, karena banyak benda sejenis yang ukurannya mirip ditemukan di wilayah Tata Surya yang sama (sabuk Kuiper) pada tahun 1990-an dan awal 2000-an. Pluto terbukti hanyalah satu benda kecil di antara ribuan benda serupa lainnya. Melihat masalah ini, IAU merancang definisi planet dan menetapkannya pada Agustus 2006. Jumlah planet berkurang menjadi delapan benda besar yang telah "membersihkan" orbitnya (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). IAU juga membuat kelompok planet katai yang awalnya ditempati tiga benda (Ceres, Pluto, dan Eris).


Mitologi dan Pemberian Nama Planet.


Mitologi dan Pemberian Nama Planet - pustakapengetahuan.com


Saat ini, banyak orang di dunia Barat mengenal planet dengan nama-nama yang diambil dari dewa-dewa Olympus. Jika bangsa Yunani modern masih memakai nama kuno untuk menyebut planet, sejumlah bahasa Eropa justru memakai nama Romawi (Latin) karena pengaruh Kekaisaran Romawi dan Gereja Katolik. Bangsa Romawi, seperti Yunani, adalah orang Indo-Eropa yang saling berbagi mitologi dengan nama-nama yang berbeda, namun tidak punya tradisi narasi seperti yang dipersembahkan budaya sastra Yunani untuk dewa-dewanya. Pada periode akhir Republik Romawi, para penulis meminjam banyak sekali narasi Yunani dan menerapkannya ke mitologi mereka sampai keduanya tidak bisa dibedakan.[68] Saat bangsa Romawi mempelajari astronomi Yunani, mereka memberi nama planet sesuai nama dewa-dewanya sendiri: Mercurius (untuk Hermes), Venus (Afrodit), Mars (Ares), Iuppiter (Zeus), dan Saturnus (Cronus). Ketika planet-planet selanjutnya ditemukan pada abad ke-18 dan 19, praktik pemberian namanya berlanjut untuk Neptūnus (Poseidon). Uranus unik karena diambil dari nama dewa Yunani alih-alih versi Romawinya.

Bumi (Earth) adalah satu-satunya planet yang namanya dalam bahasa Inggris tidak diambil dari mitologi Yunani-Romawi. Karena Bumi sendiri baru diakui sebagai planet pada abad ke-17, tidak ada tradisi memberinya nama sesuai nama dewa. Kata Earth berasal dari bahasa Anglo-Saxon erda yang berarti daratan atau tanah dan pertama dipakai untuk menyebut Bumi sekitar tahun 1300. Sebagaimana bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal dari bahasa Proto-Jerman ertho, "daratan", dan terlihat kesamaannya pada kata earth dalam bahasa Inggris, Erde dalam bahasa Jerman, aarde dalam bahasa Belanda, dan jord dalam bahasa Skandinavia. Banyak bahasa Roman yang memakai kata Roman lama terra (atau variasinya). Kata tersebut dipakai dengan makna "daratan kering", bukannya "laut". Bahasa-bahasa non-Roman memakai katanya sendiri. Bangsa Yunani tetap memakai nama asli mereka, Γή (Ge).

Budaya non-Eropa memakai sistem penamaan planet yang berbeda. India memakai sistem berdasarkan Navagraha, yang mencakup tujuh planet tradisional (Surya untuk Matahari, Chandra untuk Bulan, dan Budha, Shukra, Mangala, Bṛhaspati, dan Shani untuk Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus) dan nodus bulan naik dan turun Rahu dan Ketu. Cina dan negara-negara Asia Timur sudah lama terkena pengaruh budaya Cina (seperti Jepang, Korea, dan Vietnam) dengan sistem penamaan yang didasarkan pada lima elemen Cina: air (Merkurius), logam (Venus), api (Mars), kayu (Yupiter), dan tanah (Saturnus).


Planet Dalam dan Planet Luar

Planet di dalam tata surya, terbagi menjadi 2 kelompok planet yaitu planet dalam yang terdiri atas Merkurius, Mars, Bumi, dan Venus. Sedangkan planet luar terdiri atast Neptunus, Saturnus, Yupiter, dan Uranus. Terdapat ciri-ciri planet yang berada dalam 2 kelompok planet tersebut, antara lain : 

Planet dalam
Ciri - ciri planet Dalam
  • Mempunyai permukaan yang padat.
  • Terbentuk dari logam dan batu.
  • Tidak mempunyai cincin.
  • Mempunyai satelit yang jumlahnya sedikit.

Planet luar
Ciri - ciri planet Luar 
  • Mempunyai cincin serta atmosfer yang tebal.
  • Terbentuk dari helium dan hidrogen.
  • Memiliki banyak satelit.


Macam - Macam Planet

Setelah mengetahui tentang pengertian planet, berikut tentang macam-macam planet dan ciri-ciri planet. Berdasarkan dari penjelasan bahwasannya planet dalam tata surya terbagi menjadi 2 kelompok, berikut ini macam-macam planet tersebut, antara lain : 


Planet Merkurius


Planet Merkurius - pustakapengetahuan.com


Nama Merkurius berasal dari nama dewa kurir dari kerajaan Romawi. Planet Merkurius ialah sebuah planet yang memiliki letak paling dekat dengan Matahari, hal ini membuat suhu permukaan pada siang hari dapat mencapai 400 derajat celcius, namun disaat malam hari akan turun hingga mencapai 180 derajat celcius. Pengertian planet Merkurius merupakan planet terkecil yang ada dalam tata surya, akan tetapi mempunyai berat yang hampir sama beratnya dengan bumi. Hal ini karena Planet Merkurius disusun atas besi yang sangat besar hingga berdiameter 3.600 km. Dimana waktu yang paling tepat guna mengamati Planet Merkurius adalah pada waktu menjelang pagi atau senja. 

Ciri - ciri planet Merkurius 
  • Kala rotasi 58,64 hari.
  • Kala revolusi 88 hari.
  • Diamater 4.879 km.
  • Suhu rata-rata 167 derajat celcius.
  • Tidak mempunyai satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matahari 57,9 juta km.
  • Tidak memiliki cincin.


Planet Venus


Planet Venus - pustakapengetahuan.com


Venus berasal dari nama dewi cinta dan kecantikan dari bangsa Romawi. Bukan hanya itu, Planet Venus dikenal dengan bintang sore ataupun bintang kejora, hal ini karena Planet Venus dapat kita amati pada waktu petang hari dan juga saat sebelum matahari terbit. Planet Venus terlihat seperti bintang pada saat langit malam, hal ini karena Planet Venus mempunyai lapisan atmosfer yang tebal serta dapat untuk memantulkan sinar matahari dengan baik. Planet Venus merupakan planet terpanas yang ada dalam tata surya dan memiliki suhu hingga mencapai lebih dari 470 derajat celcius. Planet Venus merupakan satu-satunya planet yang dapat berputar searah dengan jarum jam.

Ciri - ciri planet Venus
  • Kala rotasi 243 hari.
  • Kala revolusi 224,7 hari.
  • Berdiamater 12.104 km.
  • Suhu rata-rata 464 derajat celcius.
  • Tidak mempunyai satelit.
  • Jarak rata-rata dan matahari 108,2 juta km.
  • Tidak memiliki cincin.
  • Matahari terbit dari barat, hal ini karena arah rotasi Planet Venus dari arah timur ke barat. 
  • Planet Venus merupakan planet paling panas yang ditutupi sebuah awan tebal karbon dioksida. Apabila terdapat radiasi dari matahari, dapat menyebabkan radiasi tersebut sulit keluar.


Planet Bumi 


Planet Bumi - pustakapengetahuan.com


Pengertian planet Bumi merupakan sebuah planet yang dapat untuk dihuni. Hal ini karena Planet Bumi mempunyai suhu yang relatif tetap. Suhu di Planet Bumi dapat menjaga agar tetap air tersedia dalam bentuk cair serta dapat menjaga berbagai macam organisme penghasil oksigen tetap hidup. Tebal dari atmosfer Planet Bumi dapat mencapai 700 km yang sebagian besar atmosfer tersebut adalah nitrogen dan oksigen. Lebih dari 70% permukaan Bumi merupakan air dan sisanya berupa daratan. 

Ciri- ciri planet Bumi
  • Kala rotasi 23 jam 57 menit.
  • Kala revolusi bumi 365, 242 hari.
  • Berdiamater 12.756,3 km.
  • Suhu rata-rata 15 derajat celcius.
  • Mempunyai 1 satelit. 
  • Jarak rata-rata dari Matahari 149, 6 juta km.
  • Tidak memiliki cincin.
  • Planet Bumi merupakan sumber kehidupan dengan memiliki suhu yang cocok bagi kehidupan air dan tersedianya oksigen.
  • Planet yang memiliki warna biru, hal ini karena terdapat partikel udara di atmosfer yang memantulkan cahaya berwarna biru.


Planet Mars


Planet Mars - pustakapengetahuan.com


Planet Mars berasal dari nama dewa perang serta legenda dari bangsa Romawi. Planet Mars dijuluki dengan sebutan planet merah. Hal ini karena permukaan Planet Mars memiliki warna merah yang berasal dari besarnya berkarat yang terdapat dalam seluruh permukaan dari Planet Mars tersebut. Permukaan Mars terdiri atas gunung-gunung berapi yang berukuran besar, lapisan es, lembah, serta sungai kering. Planet Mars mempunyai 2 buah satelit yang berukuran kecil, yaitu Phobos dan Deimos.

Ciri - ciri planet Mars 
  • Kala rotasi 9 jam 56 menit.
  • Kala revolusi 11 tahun 10 bulan 3 hari.
  • Berdiameter 6.794 km.
  • Suhu rata-rata -65 derajat celcius.
  • Memiliki 2 satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matahari 227,9 juta km.
  • Tidak memiliki cincin.
  • Tersusun dari karbondioksida yang tipis.


Planet Yupiter


Planet Yupiter - pustakapengetahuan.com


Planet Yupiter atau Planet Zeus berasal dari nama raja dewa-dewa dari bangsa Yunani kuno. Pengertian planet Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Planet Yupiter memiliki diameter sekitar 11 kali dari diameter Bumi dan memiliki yang berat sekitar dua kali dari jumlah berat seluruh planet yang ada dalam tata surya. Permukaan dari Planet Yupiter diselimuti awan tebal yang sebagian besarnya terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Gaya tarik yang terdapat pada Planet Yupiter sangatlah besar, hal ini dapat mengubah gas hidrogen menjadi cair. Sedangkan bagian inti Planet Yupiter, memiliki tekanan besar yang dapat mengubah hidrogen menjadi logam padat.

Ciri - ciri planet Yupiter
  • Kala rotasi 10 jam 40 menit. 
  • Kala revolusi 29, 42 tahun. 
  • Berdiameter 139.822 km. 
  • Suhu rata-rata 50 derajat celcius. 
  • Memiliki 16 satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matahari 778,3 juta km. 
  • Mempunyai cincin.
  • Planet Yupiter dapat memantulkan 70% cahaya matahari yang sampai mengenai permukaan planet tersebut. 
  • Memiliki gas yang terdiri dari 90% Hidrogen dan 10% Helium. 


Planet Saturnus


Planet Saturnus - pustakapengetahuan.com


Planet Saturnus tidak padat, hal ini karena sebagian besar penyusunnya adalah gas helium dan hidrogen. Hanya di bagian inti Planet Saturnus yang sangat kecil terdapat batu padat. Angin di Planet Saturnus sangat kencang dibandingkan dengan badai yang terjadi di Bumi. Angin dapat berputar-putar tanpa henti dibagian ekuator dan memiliki kecepatan hingga 1.100 km/jam.

Ciri - ciri planet Saturnus
  • Kala rotasi 10 jam 40 menit.
  • Kala revolusi 29,42 tahun.
  • Berdiameter 120.536 km.
  • Suhu rata-rata -140 derajat celcius.
  • Memiliki 18 satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matahari 1433,5 juta km.
  • Mempunyai cincin yang terdiri dari batu dan bongkahan es.
  • Dapat mengapung apabaila ditempatkan dalam air.
  • Permukaan yang terdiri dari kristal es.



Planet Uranus


Planet Uranus - pustakapengetahuan.com


Planet Uranus diambil dari nama dewi langit Yunani kuno, yaitu Urania. Planet Uranus berjarak sekitar 2.872 km dari Matahari, sehingga dapat melakukan satu kali revolusi yang dibutuhkan sekitar 84 tahun. Letak uranus sangatlah jauh dari Matahari, hal ini dapat membuat permukaan Planet Uranus sangat dingin. Sinar Matahari membutuhkan waktu guna mencapai Bumi sekitar 8 menit, dibandingkan dengan Planet Uranus membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Di musim panas, Matahari akan bersinar selama 20 Tahun, sedangkan di saat musim dingin, kegelapan akan menyelimuti selama lebih 20 tahun lamanya. Pada musim gugur, Matahari akan terbit serta terbenam selama setiap 9 jam.

Ciri - ciri planet Uranus
  • Kala rotasi 17 jam 14 menit.
  • Kala revolusi 84 tahun.
  • Berdiameter 50.724 km.
  • Suhu rata-rata -140 derajat celcius.
  • Memiliki 27 satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matahari 2.872 km.
  • Mempunyai cincin.
  • Planet Uranus berwarna hijau kebiruan, hal ini karena atmosfer pada planet tersebut memiliki kandungan metana yang sangat tebal.
  • Sumbu rotasi yang berimpit dengan bidang orbit, kutub utara serta kutub selatan akan bergantian tempat menghadap ke Matahari.


Planet Neptunus


Planet Neptunus - pustakapengetahuan.com


Planet Neptunus memiliki diameter yang dapat mencapai hingga 50.500 km. Planet Neptunus pertama kali ditemukan 65 tahun setelah Planet Uranus ditemukan. Planet Neptunus memiliki warna yang tampak cerah biru kehijauan. Pengertian planet Neptunus dapat disebut sebagai planet pembuat ulah, hal ini karena Planet Neptunus sering beredar keluar dari garis orbitnya. Planet Neptunus dikenal sebagai kembaran dari Planet Uranus. Atmosfer di Planet Neptunus terdiri atas 1,5% metana, 19% helium, dan 80% hidrogen. Permukaan dari Planet Neptunus tertutup oleh lapisan es yang sangat tebal. Suhunya mencapai sekitar -223 derajat celcius.

Ciri - ciri planet Neptunus
  • Kala rotasi 16 jam 7 menit. 
  • Kala revolusi 164,8 tahun. 
  • Berdiameter 50.500 km. 
  • Suhu rata-rata -223 derajat celcius. 
  • Memiliki 14 satelit.
  • Jarak rata-rata dari Matari adalah 4.500 juta km.
  • Mempunyai cincin. 
  • Atmosfer dari Planet Neptunus terdiri dari es, metana, air, helium, gas hidrogen, dan amoniak. 
  • Mempunyai orbit yang berbarisan dengan Pluto.



Pembagian Berdasarkan Komposisi

Planet di Tata Surya dibagi menjadi kategori - kategori berdasarkan komposisinya, antara lain : 

Daratan
Daratan dari beberapa planet yang mirip Bumi yang permukaannya tertutup oleh batuan: Venus, Mars, Bumi, dan Merkurius. Dengan massa 0,055 kali Bumi, Merkurius merupakan sebuah planet dengan daratan terkecil (sekaligus merupakan planet terkecil) di Tata Surya, sementara Planet Bumi ialah planet dengan daratan terbesar.

Raksasa gas (Jovian)
Beberapa planet yang terbentuk dari material gas serta lebih besar daripada Planet Bumi: Saturnus, Yupiter, Neputunus, dan Uranus. Planet Yupiter memiliki massa 318 kali Bumi, merupakan planet yang berukuran terbesar di Tata Surya, sementara Planet Saturnus hanya 1/3 dengan ukuran 95 kali massa Planet Bumi.

Raksasa es
Raksasa es terdiri atas Planet Uranus dan Planet Neptunus, yang merupakan subkelas raksasa es berbeda dari raksasa gas, hal ini karena memiliki massa yang jauh lebih kecil dan sedikitnya terdapat helium dan hidrogen di atmosfer sekaligus adanya proporsi batu dan es justru lebih tinggi.


Planet Katai.


Planet katai - pustakapengetahuan.com


Pengertian planet katai mempunyai beberapa ciri yang sama dengan planet, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan, satu diantaranya yaitu planet katai tidak dominan di orbitnya. Sesuai dengan definisinya, semua planet katai merupakan anggota dari populasi yang lebih besar. Ceres merupakan suatu benda terbesar yang ada di sabuk asteroid, sementara Pluto, Makemake, dan Haumea merupakan anggota-anggota sabuk Kuiper dan Eris ialah anggota cakram tersebar. Para peneliti seperti peneliti Mike Brown percaya bahwa mungkin saja terdapat lebih dari seratus objek trans-Neptunus yang digolongkan sebagai planet katai per definisi IAU.

Sebelum adanya keputusan Agustus 2006, objek-objek diusulkan sebagai sebuah planet oleh para astronom. Namun, pada tahun 2006, objek-objek tersebut dikelompokkan ulang menjadi sebuah planet katai, yang berbeda dengan planet. Saat ini terdapat 5 planet katai di Tata Surya yang diakui keberradaannya oleh IAU, antara lain : Haumea, Pluto, Eris, Makemake, dan Ceres. Objek-objek lain yang terdapat di sabuk asteroid serta sabuk Kuiper sedang dipertimbangkan; 50 di antara tersebut berkemungkinan besar untuk diakui. Terdapat 200 objek yang dapat untuk ditemukan setelah seluruh dari sabuk Kuiper selesai dijelajahi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar - besarnya, semoga bermanfaat, Termia Kasih.

Pengertian Tata Surya
https://www.pustakapengetahuan.com/2019/04/tata-surya-pengertian-dan-sejarah-asal.html

Pengertian Matahari dan Unsur - Unsur Bagian Matahari.
https://www.pustakapengetahuan.com/2019/04/pengertian-matahari-unsur-unsur-bagian.html

Pengertian Satelit dan Macam - Macam Satelit
https://www.pustakapengetahuan.com/2019/04/pengertian-satelit-sejarah-dan-macam.html

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar