Senin, 07 Maret 2022

Sejarah Masuknya Agama Islam Di Nusantara Indonesia

| Senin, 07 Maret 2022
sejarah masuknya agama islam di indonesia



Negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas pemeluk agama Islam ( umat Muslim) terbesar di dunia. Dari data Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan ada sekitar 87,18% atau 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa penduduk beragama Islam. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia sudah sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88%) beragama Islam. Sekarang sudah tahun 2022, berapa pertambahan penduduk Indonesia yang beragama Islam, Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Agama Islam sudah mulai diperkenalkan dan tersebar ke berbagai negara yang ada di dunia sejak dahulu zaman Nabi, baik tersebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika, Asia, Eropa bahkan benua Amerika. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, agama Islam sudah mulai disebarluaskan ke berbagai wilayah di dunia, bahkan setelah wafatnya Nabi Muhammad  SAW pada 632 M, syi’ar agama Islam masih  terus dilakukan oleh para sahabat ataupun khalifah serta para pemimpin Dinasti Islam selanjutnya.

Sedangkan agama Islam di wilayah nusantara Indonesia pertama kali diperknalkan pada saat Dinasti Umayyah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat pulau Sumatera. Nusantara Indonesia yang terkenal akan rempah - rempahnya, sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia, terutama dari daerah Timur Tengah. Sehingga para pedagang Muslim pun juga berdatangan ke nusantara Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam, bahkan sudah berlangsung dari abad ke abad. Sehingga tidak hanya melakukan perdagangan saja, para pedagang muslim yang berasal dari Arab, Gujarat dan Persia itu pun juga mendakwahkan ajaran Islam kepada penduduk sekitar. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah masuk dan perkembangan agama Islam di nusantara Indonesia.


Awal Masuknya Islam di Nusantara Indonesia.


masuknya agama islam ke indonesia


Agama Islam masuk dan berkembang di nusantara Indonesia sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Perihal kapan dan siapakah yang membawa Islam masuk ke Indonesia sering menjadi pertanyaan dan perdebatan. Dari berbagai macam teori yang dikemukakan oleh para sejarawan yang tentunya didukung oleh fakta-fakta yang telah mereka kumpulkan. Dengan bukti sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara terpecah - pecah dan umumnya belum ada informasi yang jelas sehingga pemahaman tentang kedatangan Agama Islam ke Indonesia terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti sejarah untuk mendapatkan kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara. Bukti utama, setidaknya dari tahap - tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah kolonial Hindia Belanda maupun Republik Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu dan Buddha di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan pelestarian purbakala, kurang memberi perhatian pada penelitian tentang awal sejarah Islam di Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan masjid - masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama. Sehingga sampai sekrang belum bisa dipastikan kapan  masuknya agama Islam pertama kali ke nusantara Indonesia.

Agama Islam sebelum mendapat tempat di antara masyarakat Nusantara Indonesia, para pedagang Muslim telah hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua proses tumpang tindih dimana Islamisasi Nusantara terjadi: antara orang Nusantara mendapat kontak dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India, China, Arab, dll) menetap di Nusantara dan bercampur dengan masyarakat lokal. Islam diperkirakan telah hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga Islam, 'Utsman' (644-656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati rute laut Nusantara, melalui Nusantara dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab antara tahun 904 dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara perdagangan maritim Sriwijaya di Sumatra. Sehingga agama Islam pun dikenal oleh masyarakat Nusantara Indonesia.

Tentang keberadaan kepulauan Nusantara terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah, menurut kesaksian awal tersebut, kepulauan Nusantara adalah terkenal di antara pelaut Muslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempah-rempah berharga seperti Pala, Cengkeh, Lengkuas dan banyak lainnya. Sehingga banyak terjadi interaksi antar pedagang Muslim dengan masyarakat pribumi Nusantara Indonesia. 

Dengan kehadiran Agama Islam melalui para pedagang Muslim yang datang ke Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di Nusantara. Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Agama Islam di Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M), meskipun milik seorang Muslim asing, ada keraguan apakah nisan tersebut tidak diangkut ke Jawa di masa setelah tahun tersebut. Bukti pertama Muslim pribumi Nusantara berasal dari Sumatera Utara, Marco Polo dalam perjalanan pulang dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim, dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, dengan batu nisan selanjutnya menunjukkan diteruskannya pemerintahan Islam. Kehadiran sekolah pemikiran Syafi'i, yang kemudian mendominasi Nusantara dilaporkan oleh Ibnu Battutah, seorang peziarah dari Maroko, tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan kewajiban agamanya sekuat tenaga. Dengan menjadikan Agama Islam sebagai pedoman dalam oerkemabngan kerajaan dan dalam kehidupan bermasyarakat kerajaan. 


Teori Masuknya Islam di Nusantara Indonesia.

Karena itulah beberapa dari sejarawan Islam terbagi - bagi dalam beberapa kelompok dimana mereka masing - masing mendukung beberapa  teori yang mereka anggap lebih kuat. Seperti halnya yang dikemukakan oleh para ahli sejarah, yang membagi perbedaan pendapat terkait awal masuknya Islam di Indonesia menjadi tiga teori, antara lain :

1. Teori Gujarat


jalur masuknya islam ke nusantara indonesia


Ahli sejarah Suryanegara (1996:75) mengemukakan bahwa dasar dari teori ini kemungkinan berdasar kepada Snouck Hurgronje yaitu di dalam bukunya “L’ Arabie et les Indes Neerlandaises, atau Revue de I’Historie des Religious.” Ada tiga alasan Snouk Hurgronje lebih menitik beratkan keyakinannya ke Gurajat yaitu :

  1. Tidak banyak fakta yang menerangkan peranan bangsa Arab terkait penyebaran Islam ke Nusantara.
  2. Sudah lama terjalin hubungan dagang antara Indonesia dan India.
  3. Terdapat inskripsi tertua mengenai Islam di Sumatera sehingga memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.
Teori ini juga didukung oleh pendapat W.F.Stutterheim dalam bukunya “De Islam en Zijn Komst In de Archipel”. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13. Hal itu didasarkan pada batu nisan Sultan Malik As-Saleh, Sultan Pertama dari Kerajaan Samudera Pasai yang wafat pada 1297. Snouch Hurgronje juga mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 13 M dari Gujarat. Selain itu, alasan mengapa Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat adalah Islam disebarkan melalui jalur perdagangan antara Indonesia – Cambay (Gujarat) – Timur Tengah – Eropa.

2. Teori Mekkah


teori masuknya agama islam di nusantara indonesia


Dari teori ini yang didukung oleh para sejarawan muslim seperti Prof. Hamka yang mengatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah yakni kurang lebih sekitar abad ke 7 M sampai 8 M yang langsung dari Arab.

Hal itu didukung dengan sudah adanya jalur pelayaran yang ramai dan bersifat Internasional jauh sebelum abad ke-13 M melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur), Bani Umayyah (Asia Barat) dan Sriwijaya (Asia Tenggara). Selain itu, Hamka mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M berdasarkan berita Cina Dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada daerah pemukiman pedagang Arab Islam di pantai Barat Sumatera.

Bukan hanya itu saja, J.C. Van Leur mengatakan dalam bukunya “Indonesia : Trade and Society” bahwa pada 674 M di pantai Barat Sumatera terdapat pemukiman Arab Islam dengan perkiraan bahwa bangsa Arab telah membangun pemukiman perdagangannya di Kanton pada abad ke-4 M. Sedangkan, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, dikatakan bukan sebagai awal masuknya Islam tapi merupakan perkembangan Islam di Nusantara.

3. Teori Persia


teori masuknya agama islam ke indonesia


Ahli sejarah Suryanegara ( 1996 : 90 ) mengatakan bahwa pelopor teori Persia di Indonesia adalah P.A.Hoesein Djajaningrat. Hal itu didukung dengan adanya kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat Islam di Indonesia dirasakan serupa dengan kebudayaan Persia sebagai contoh dalam hal arsitektur dan sebagainya.


Upaya Islamisasi Nusantara Indonesia.


penyebaran agama islam di nusantara indonesia


Agama Islam datang ke Nusantara dan menyebarkan agama Islam ke berbagai kalangan masyarakat secara damai. Berikut ini beberapa cara yang dilakukan guna menyebarkan Islam ke Indonesia.

Perdagangan

Hal ini dikarenakan Indonesia berada di posisi yang strategis untuk jalur perdagangan dan juga merupakan penghasil rempah-rempah sudah pasti Indonesia banyak disinggahi para pedangan dari segala penjuru dunia termasuk pedagang Islam. Banyak dari pedagang Islam tersebut yang tinggal dan membangun pemukiman serta berdakwah.

Perkawinan

Dengan banyaknya para pengusaha lokal yang menikahkan putri mereka dengan para pedangan Islam karena pada saat itu para pedagang Islam dianggap sebagai kalangan yang terpandang. Perkawinan akan berlangsung jika gadis tersebut memeluk agama Islam. Dengan begitu, semakin banyaklah keluarga muslim dan keturunan muslim yang berada di Indonesia.

Pendidikan

Dari para pedagang muslim juga membangun pondok pesantren sebagai sarana mendakwahkan Islam di Indonesia yang dipmpin langsung oleh para guru agama Islam dan para ulama. Para santri yang sudah lulus belajar di pondok pesantren akan mendakwahkan agama Islam seketika mereka kembali ke kampong halaman masing-masing.

Kesenian

Dalam dakwah di Indonesia juga dilakukan dengan menggunakan kesenian dimana para pendakwah menggunakan media seni untuk memperkenalkan Islam ke penduduk pribumi. Sebagai contoh Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk berdakwah.

Tasawuf

Dalam penyebaran agama Islam ke penduduk pribumi dilakukan dengan menyebarkan teosofi yang sudah bercampur dengan pemahaman masyarakat Indonesia karena pada umumnya para pendakwah tersebut paham mengenai hal – hal magis dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Sebagai contoh Syaikh Hamzah Fansuri , Syamsudin Sumatrani, Nuruddin ar Raniri, Abdul Rauf Singkel dari Aceh.


Perkembangan Islam di Nusantara Indonesia.


perkembangan agama islam di indonesia


Agama Islam yang masuk ke Indonesia tentunya mengubah kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan lokal yang sudah ada di Indonesia sejak lama mulai bertransformasi dengan kebudayaan Islam. Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya agama Islam di Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara sebelumnya. Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur sebagian besar tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi dominan di daerah tersebut.


Faktor penyebab Agama Islam Berkembang di Nusantara Indonesia.

Agama Islam yang datang melalui jalur perdagangan tentunya membawa pengaruh besar kepada penduduk pribumi khususnya masyarakat melayu karena pada saat itu masyarakat melayu sering melakukan aktivitas perdagangan. Pada saat itu ajaran agama Islam mudah diterima di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
  • Ajaran agama Islam sederhana, mudah dimengerti dan mudah diterima.
  • Karena untuk memeluk agama Islam tidaklah sulit, dengan hanya mengucapkan dua kalimat syahadat yaitu “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah “
  • Upacara-upacara keagamaan Islam sederhana dan tidak menyulitkan.
  • Islam disebarkan dengan damai.
  • Agama Islam tidak mengenal kasta yang membeda-bedakan masyarakat berdasarkan golongan-golongannya. Islam mengajarkan persamaan hak dan kesetaraan.
  • Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya menjadi penyebab kuat berkembang pesatnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
  • Islam mengajarkan moral kepada penduduk pribumi.
  • Para pendakwah pandai dalam hal pengobatan penyembuhan sehingga disenangi penduduk pribumi.
  • Mengenalkan dan menyadarkan otoritas sakral dimana para pendakwah membuat teks-teks yang ditulis untuk dipahami dan dihafal.
  • Islam mengajarkan bahwa untuk beribadah dapat dilakukan dimana saja selagi tempat itu suci dan tidak harus selalu menetap di daerah tertentu karena takut tidak dilindungi Tuhan.
  • Kekusaan politik yang dimiliki pedagang muslim yang mayoritas adalah kalangan atas.
  • Umat Islam dipandang tangguh dalam hal kemiliteran.
  • Tidak hanya sampai pada dakwah yang disebarkan oleh para pendatang muslim dan pedagang muslim saja tetapi seiring berjalannya waktu kerajaan - kerajaan Islam pun mulai berdiri dan mencapai masa - masa kejayaannya serta banyak didirikan mesjid dan musholla di berbagai tempat sebagai sarana ibadah. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai dengan Sultan Malik As-Saleh sebagai sultan pertamanya.

Dengan agama Islam yang berkembang di Indonesia juga menyebabkan pengaruh yang besar baik itu terkait arsitektur, bahasa, pendidikan, norma, hubungan sosial, budaya dan bidang lainnya. Sebagai contoh dari bidang arsitektur terdapat berbagai jenis bangunan seperti mesjid, kerajaan, benteng, kuburan, air mancur, bak pemandian, menara, surau, dan sebagainya, terlihat corak-corak keislaman dan timur tengah di masing-masing bangunan tersebut.

Dalam bidang bahasa, terlihat beberapa kosa kata Indonesia merupakan adaptasi dari bahasa arab seperti mesjid, kursi, ustadz, umat, kitab, dan sebagainya. Sedangkan di bidang pendidikan, kita dapat melihat banyaknya sekolah-sekolah keislaman seperti pondok pesantren, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madsarah aliyah, TPA & MDA serta perguruan tinggi Islam.

Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia, bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara kala itu. Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau seberapa dalam Islam mempengaruhi masyarakat.

Maka dari bukti ini tidak bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Nusantara, bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern. Namun demikian, titik balik yang jelas terjadi adalah ketika Kerajaan Hindu Majapahit di Jawa dihancurkan oleh Kerajaan Islam Demak. Pada 1527, pemimpin perang Muslim Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa yang baru ditaklukkannya sebagai "Jayakarta" (berarti "kota kemenangan") yang akhirnya seiring waktu menjadi "Jakarta". Asimilasi budaya Nusantara menjadi Islam kemudian meningkat dengan cepat setelah penaklukan ini.


Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan dan kekurangannya, www.pustakapengetahuan.com mengucapkan mohon maaf sebesar- besarnya. Silahkan tinggalkan pesan untuk perbaikan ke depannya. Terima kasih sudah mampir dan semoga bermanfaat.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar