Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Senin, 08 April 2019

Peta (Map), Pengertian Peta, Syarat - Syarat Peta, Fungsi dan Kegunaaan Peta, Unsur - Unsur dan Jenis - Jenis Peta, Langkah - Langkah Pembuatan Peta.

| Senin, 08 April 2019
Pengertian peta dan jenis - jenis peta - pustakakpengetahuan.com


Pengertian Peta.

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi atau peta adalah gambaran suatu permukaan bumi pada bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala. 


Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.


Pengertian peta menurut para ahli.

Menurut ICA (International Cartographic Association)
ICA (International Cartographic Association) adalah lembaga asosiasi para kartograf seluruh dunia. Menurut ICA, peta diartikan sebagai suatu representasi atau gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada bidang datar secara diperkecil atau diskalakan.

Aryono Prihandito
Aryono Prihandito adalah salah seorang ahli kartografi dalam negeri yang telah menghasilkan banyak sekali peta. Menurut Aryono, peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)

Bakosurtanal adalah akronim dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Menurut lembaga ini, pengertian peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Erwin Raisz
Menurut Erwin Raisz, pengertian peta adalah gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan aslinya bila dilihat vertikal dari atas, peta dibuat pada bidang datar serta dilengkapi tulisan-tulisan sebagai penjelasan.

Soetarjo Soerjosumarmo
Pengertian peta menurut Soetarjo Soerjosumarmo adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson
Menurut F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson, pengertian peta ialah suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa dari empat kelompok infomasi yaitu titik, garis, wilayah dan nama yang dikemukakan dalam istilah : liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbul dan lain-lain. Batasan tersebut langsung menunjuk ke pada segi teknik penetapan simbol dan analisis keruangan aspek persebaran data dalam jenis dan besaran serta penamaan geografiknya (toponimy). Di antara pengertian peta menurut para ahli lainnya, rasanya pengertian inilah yang paling mendasar.

Badan Informasi Geospasial (BIG)
Peta adalah wahana untuk penyimpanan dan penyajian data kondisi sebuah lingkungan yang dapat difungsikan bagi perencana dan pengambil keputusan dalam peningkatan pembangunan.

KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta diartikan sebagai suatu gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan lain sebagainya;  representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan, dan denah.

Syarat - Syarat Peta.
  • Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
  • Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
  • Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.


Fungsi Pembuatan Peta.

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:
  • menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat.
  • memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,
  • Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
  • Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
  • Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
  • Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
  • Alat untuk menjelaskan rencana - rencana yang diajukan.
  • Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
  • menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya : peta potensi rawan banjir, Peta potensi kekeringan, Peta Potensi Air, Peta Potensi Ikan.
  • memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala petanya.


Tujuan Pembuatan Peta
  • membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
  • analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,
  • menyimpan informasi,
  • membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan
  • komunikasi informasi ruang.


Unsur - Unsur (Komponen) Peta.

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.

Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:
  • Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
  • Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
  • Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

Simbol peta.

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
  • Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional
  • Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
  • Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu
  • Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
  • Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
  • Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.
  • Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

Warna peta

Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

Warna hijau
Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

Warna merah
Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

Warna hijau muda
Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

Warna kuning
Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

Warna cokelat muda
Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

Warna cokelat
Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.

Warna biru keputihan
Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

Warna biru muda
Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.

Warna biru tua
Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

Tipe huruf (Lettering).

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering:
  • Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
  • Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

Inset

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
  • Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
  • Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
  • Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama


Garis Tepi Peta.

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

Sumber dan Tahun Pembuatan.

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

Garis Lintang dan Garis Bujur.

Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.


Jenis - Jenis Peta

Peta dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu:

Berdasarkan isi data yang disajikan
  • Peta umum, yakni peta yang menggambarkan ketampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  • Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
  • Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.
  • Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.


Peta berdasarkan rupa suatu daerah / wilayah.
  • Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.
  • Peta berdasarkan sumbernya (data)
  • Peta turunan (derived map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
  • Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.


Peta berdasarkan bentuk/simetrisnya.
  • Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.
  • Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.
  • Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.
  • Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
  • Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.


Peta berdasarkan tingkat skalanya/kedetailannya



  • Peta skala besar adalah peta yang berskala 1:100 - 1:250.000
  • Peta skala sedang adalah peta yang berskala 1:250.000 - 1:500.000
  • Peta skala kecil adalah peta yang berskala 1:500.000 - 1:1.000.000


Langkah - Langkah Pembuatan Peta.

Proses pembuatan peta memerlukan beberapa tahapan berikut.

Menentukan arah utara.

Arah utara dijadikan pedoman untuk pengukuran sudut arah setiap objek atau titik ukur yang akan dipetakan. Maka dari itu, langkah awal yang harus dilakukan dalam pembuatan peta adalah menentukan arah utara. Arah utara juga berguna dalam pembuatan tanda orientasi saat penggambaran peta. Macam-macam arah utara adalah sebagai berikut
  • Utara Magnetis, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh pengaruh magnetis bumi
  • Utara grid, yaitu arah utara menurut garis bujur dan garis lintang pada peta. Utara grid sering disebut juga dengan utara peta.
  • Utara geografis, yaitu arah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi atau sering disebut juga dengan utara matahari
  • Menentukan Titik Awal Pengukuran
  • Titik awal pengukuran digunakan sebagai patokan untuk menentukan titik ukur selanjutnya. Maka dari itu, pemilihan titik awal diusahakan berupa objek yang permanen dan mudah dikenali. Contoh objek yang dapat dijadikan sebagai titik awal pengukuran adalah perempatan jalan, ujung jembatan, titik pertemuan dua sungai, dan ujung lapangan.

Menentukan letak titik ukur.

Letak titik ukur perlu diperhitungkan agar memudahkan proses pengukuran. Titik ukur merupakan titik bantu agar semua wilayah yang akan dipetakan dapat terukur secara lengkap. Jarak antara titik ukur yang satu dengan yang lainnya sebaiknya tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan pengukuran. Patok ditancapkan pada titik-titik ukur yang telah ditetapkan untuk mengetahui posisi titik ukur. Jumlah titik ukur yang ditentukan dicatat dalam tabel pengukuran agar tidak ada titik yang terlewat saat proses pengukuran berlangsung

Mengukur jarak antar titik ukur.

Jarak antar titik ukur dihitung mulai dari titik awal dilanjutkan ke titik-titik ukur yang telah ditentukan. Pengukuran jarak antar titik ukur dilakukan menggunakan meteran. Hasil pengukuran jarak antar titik dicatat pada tabel pengukuran. Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut
  • Pembanjaran lurus dilakukan dengan mengukur jarak secara bertahap bagian per bagian. Tiap bagian dibatasi dengan tongkat. Pembanjaran lurus dilakukan oleh dua orang, seorang membidik lurus dan yang satunya lagi menancapkan tongkat ukur sesuai komando pembidik
  • Pengukuran langsung dilakukan apabila panjang meteran dapat mencapai jarak dua titik ukur
  • Mengukur Sudut Arah Antar Titik Ukur
  • Sudut arah antar titik ukur dapat ditentukan menggunakan metode azimuth dan bearing. Sudut azimuth adalah sudut arah yang diukur dari utara magnet bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam (kisaran sudut 0°-360°). Sudut Bearing adalah sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet bumi ke titik yang lain, searah atau berlawanan dengan jarum jam dengan sudut maksimum 90°. Prinsip pengukuran sudut dengan metode bearing dan azimuth

Mencatat kenampakan objek di sekitar garis lurus.

Kenampakan objek yang terdapat disebelah kanan dan kiri titik ukur dicatat pada tabel pengukuran. Kenampakan terseput merupakan informasi penting untuk peta yang akan digambarkan. Contoh hasil pengukuran lapangan suatu wilayah

Pengolahan data.

Tahap pengolahan data dan analisis data dilakukan setelah proses pengukuran lapangan. Data hasil pengukuran dihitung, diolah, dan dikoreksi untuk menentukan posisi setiap titik hasil pengukuran pada kertas gambar. Data perlu dikoreksi karena dapat terjadi kesalahan dalam pengukuran, baik kesalahan alami, kesalahan petugas pengukuran (human error), maupun kesalahan alat.

Penyajian data.

Tahap penyajian data adalah penggambaran peta berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data. Langkah-langkah penyajiannya adalah sebagai berikut
  • Plotting titik awal pada kertas gambar. Posisi titik awal (titik 1) pada kertas gambar diplotkan sesuai dengan sketsa
  • Menggambarkan titik 2 sesuai jarak dan azimuth hasil pengolahan data. Plotting jarak antar titik ukur dilakukan menggunakan penggaris. Plotting sudut arah titik-titik hasil pengukuran dilakukan menggunakan busur derajat.
  • Menghubungkan titik-titik ukur hingga membentuk kenampakan sesuai sketsa
  • Memberikan simbol dan keterangan pada hasil penggambaran
  • Melengkapi peta dengan komponen-komponen seperti judul, skala, tanda orientasi, legenda, dan garis tepi

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangannya, kami mohon yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang sifatnya membangun, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar