Kumpulan artikel tentang Pengetahuan, pendidikan dan dunia

Minggu, 24 Maret 2019

Pengertian Fitnah, Makna Fitnah dalam Al Qur'an dan Bahasa, Penyebab dan Cara Mencegah Fitnah, Slander.

| Minggu, 24 Maret 2019
Pengertian Fitnah dan Cara Mencegah Fitnah - pustakapengetahuan.com


Fitnah, dergama, atau defamasi merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".

Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.


Pengertian Fitnah 

Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah.

Fitnah merupakan sifat yang tercela, karena usaha seseorang untuk mencemarkan nama baik orang lain, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Sebagaimana firman Allah Swt: 

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّىٰ يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ ۖ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ ۗ كَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ .فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ .وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ 

Artinya :“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikianlah Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”(QS. Al Baqarah : 190-193) 

Nabi Muhammad SAW. bersabda’ ‘Dari Huzaifah r.a, ia berkata, Rasulallah saw.bersabda tidak akan masuk surga orang yang suka menyebar fitnah.” (HR Bukhari dan Muslim) 

Dalam hadits lain Nabi bersabda : Artinya :"Sejahat jahat hamba Allah ialah orang yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah yang memecah belah antara yang berkasih-kasihan, dan suka mencela yang baik-baik"(hadits) 


Makna Fitnah Secara Bahasa

Al-Azhari rahimahullah mengatakan, “Inti makna fitnah di dalam bahasa Arab terkumpul pada makna Cobaan dan ujian

الابتلاء، والامتحان

Dan asalnya diambil dari ucapan seseorang:

فتنتُ الفضة والذهب

“Saya menguji perak dan emas”

Maksudnya adalah saya melelehkan keduanya dengan api agar terpisahkan antara yang buruk dengan yang bagus. Makna inilah yang ditunjukkan oleh firman Allah ‘Azza wa Jalla:

{يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ}

“(Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api Neraka” (Adz -Dzaariyaat: 13), maksudnya adalah dibakar dengan api Neraka” (Tahdziibul Lughah: 14/296).

Ibnu Faris rahimahullah berkata,

“الفاء والتاء والنون أصل صحيح يدل على الابتلاء والاختبار” ( مقاييس اللغة 4/ 47)

“Huruf Fa`, Ta`, dan Nun adalah huruf dasar yang shahih menunjukkan kepada cobaan dan ujian” (Maqayisul Lughah: 4/472).

Ibnul Atsiir rahimahullah berkata:

الامتحان والاختبار … وقد كثر استعمالها فيما أخرجه الاختبار من المكروه، ثم كثر حتى استعمل بمعنى الإثم والكفر والقتال والإحراق والإزالة والصرف عن الشيء (النهاية 3 / 410).

“(Secara bahasa maknanya) “Ujian… dan (kata fitnah) banyak penggunaannya dalam perkara yang tidak disukai, kemudian setelah itu banyak digunakan untuk makna-makna: dosa, kekafiran, perang, pembakaran, penghilangan dan memalingkan sesuatu” (An-Nihayah 3/410).

Ibnul A’rabi telah meringkas makna-makna fitnah secara bahasa, yaitu:


“الفتنة الاختبار، والفتنة المحنة، والفتنة : المال، والفتنة الأولاد، والفتنة الكفر، والفتنة اختلاف الناس بالآراء والفتنة الإحراق بالنار” . (لسان العرب لابن منظور).

“Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat diantara manusia,  fitnah bermakna pembakaran dengan api” (Lisanul Arab, Ibnu Manzhur).


Makna Kata Fitnah dalam Al-Qur’anul Karim

Kata fitnah banyak terulang dalam Al-Qur’anul Karim di beberapa surat. Berikut ini ringkasan keterangan Syaikh Muhammad Shaleh Al-Munajjid hafizhahullah tentang makna kata fitnah dalam Al-Qur’anul Karim.

1. Cobaan dan Ujian (الابتلاء والاختبار)

Firman Allah Ta’ala,

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabuut: 2).

Maksud {وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ} adalah

وهم لا يبتلون

“Sedang mereka tidak diuji lagi?” (Tafsir Ibnu Jarir).

2. Memalingkan dari jalan kebenaran dan menolaknya

Firman Allah Ta’ala,

وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ          

“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu” (Al-Maaidah: 49).

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,

معناه: يصدوك ويردوك

“Maknanya adalah menghalangimu dan menolakmu.”

3. Siksa

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا

“Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah mendapatkan siksaan” (An-Nahl: 110).

Maksud {فُتِنُوا} adalah mereka disiksa.

4. Syirik dan kekufuran

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi” (Al-Baqarah: 193).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan fitnah dalam Ayat ini berkata,

أي شرك

“yaitu syirik.”

5. Terjatuh di dalam kemaksiatan dan kemunafikan

Sebagaimana firman Allah Ta’ala tentang orang-orang munafikin,

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri” (Al-Hadiid: 14)

Al-Baghawi rahimahullah berkata,

أي أوقعتموها في النفاق وأهلكتموها باستعمال المعاصي والشهوات.

“Maksudnya kalian menjerumuskan diri kalian sendiri kedalam nifak dan kalia binasakan diri kalian dengan melakukan kemaksiatan dan (mengikuti) syahwat.”

6. Samarnya antara kebenaran dengan kebatilan

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

“Jika kalian (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kesamaran antara Kebenaran dengan kebatilan di muka bumi dan kerusakan yang besar” (Al-Anfaal: 73).

Maksudnya:

إلا يوالى المؤمن من دون الكافر ، وإن كان ذا رحم به {تكن فتنة في الأرض} أي شبهة في الحق والباطل

“Jika tidak wala’ (cinta) kepada kaum mukminin tanpa orang kafir walaupun (orang kafir tersebut) kerabat yang ada hubungan rahimnya, {تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ}, yaitu:  akan terjadi syubhat / kesamaran antara Kebenaran dengan kebatilan” (Tafsir Jami’ul Bayan, Ibnu Jarir).


Penyebab Fitnah 

Dalam upaya mencegah perbuatan menyebarkan fitnah, lebih dulu perlu diketahui sumber fitnah itu sendiri. Fitnah itu dapat terjadi diantaranya karena hal-hal sebagai berikut : 
  • Penyakit hati seperti syirik, angkuh, dengki, dan kikir. 
  • Ucapan yang salah atau menyimpang dari yang sebenarnya. 
  • Kebodohan, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. Yang artinya, ”Bahwa finah itu juga dapat timbul karena kebodohan merajalela, ilmu telah tercabut, dan banyak kekacuan serta pembunuhan.”(HR. Bukhari dan Muslim).


Sikap Terhadap Penyebar Fitnah

Terhadap orang yang suka menyebar fitnah kita sebaiknya melakukan hal-hal berikut : 
  • Jangan cepat-cepat percaya pada ucapan orang itu sebaiknya ucapan itu di cek kebenaranya (Al Hujurat 6)
  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ 


Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat 6)
  • Memberi nasehat dengan bijaksana bahwa menyebar fitnah itu termasuk dosa besar dan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Fitnah itu termasuk dosa yang besar yang akan mendatangkan bencana, baik bagi yang memfitnah maupun yang difitnah. 
  • Jangan menyiarkan berita (fitnah) yang telah kita terima dari orang lain. Karena kalau dilakukan berarti kita ikut melakukan fitnah yang dilarang olehAllah dan berdosa. 
  • Jangan berprasangka buruk terhadap orang yang difitnah. 


Allah SWT berfirman :


  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ 


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat : 12).

Mengadu domba adalah menyebarkan sesuatu yang tidak disukai pihak lain atau menyampaikan berita-berita buruk kepada orang lain sehingga timbul kebencian dan dendam sehingga hubungan antar teman mnjadi retak atau putus akibat berita atau cerita yang belum tentu kebenarannya. 
Allah swt.berfirman ; Artinya : "Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah," (QS Al-Qalam ; 10 – 11).

Hadits Nabi Muhammd saw. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya suatu kali Rasuallah saw. Melewati dua kuburan, bersabda, “Penghuni dua kubur ini mendapatkan siksa karena dosa besar. Benar dosa itu besar. Yang seorang, dulu kesana kemari mengadu domba, sedangkan yang  seorang lagi tidak membuat penutup ( tidak berhati-hati dari kencingnya).” (HR Bukhari Muslim).


Cara Mencegah Fitnah

Oleh karena itu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran fitnah atau menangkal fitnah, setiap manusia, terutama muslim,. 
  • Gemar untuk mengadakan aksi sosial (beramal saleh) secara terus-menerus. 
  • Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan merealisasikannya dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain. 
  • Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar makruf nahi munkar, yaitu mengjak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. 
  • Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya mengandung kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang dipercayakan kepadanya. 

Perilaku menunjukkan sikap membenci perbuatan mengadu domba, diantaranya adalah sebagai berikut ; 
  • Mempertebal iman karena akan semakin mempertinggi pribadinya dan dapat mengikis nafsu jahat yang hendak mencengkeram dirinya. 
  • Meningkatkan ketaqwaannya dengan patuh melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah swt.dan takut terhadap siksa (azab) Allah. Ketaqwaan inilah yang dapat membebaskan manusia dari cengkeraman kekuasaan karena akan meninggikan harkat dan martabatnya sebagai manusia. 
  • Menyadari dirinya sebagai hamba Allah yang mempunyai kedudukan sama dan tidak saling menguasai. 
  • Beramal saleh, yaitu berbuat baik dengan senantiasa memberikn apa saja yang bermanfaat kepada sesame, khususnya kaum dhuafa.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar